Pembongkaran Menara Masjid Kuno di China Terungkap Berkat Diplomat Inggris

Reza GunadhaABC Suara.Com
Kamis, 16 September 2021 | 18:07 WIB
Pembongkaran Menara Masjid Kuno di China Terungkap Berkat Diplomat Inggris
Ilustrasi masjid (pexels-konevi)

Suara.com - Wakil Dubes Inggris untuk China Christina Scott menanggapi terjadinya pembongkaran kubah dan menara masjid di China barat, sehingga kembali menarik perhatian pada isu penindasan terhadap minoritas Muslim di negara itu.

Melalui sebuah posting di media sosial minggu ini, Christina Scott mengomentari foto Masjid Dongguan yang ada dalam buku panduan wisata, dan kondisi masjid itu sekarang.

"Buku panduan wisata sudah ketinggalan zaman. Ada ajakan mengunjungi Masjid Raya Dongguan. Jadi saya pun ke sana. Namun masjid itu ditutup karena renovasi yang tampaknya menghilangkan kubah dan menara," tulis Christina.

Salah satu komentar menyebut, "Ketika saya berada di sana pada bulan Juli, menaranya masih terlihat."

Postingan ini mendapat beberapa balasan berupa foto-foto masjid itu dengan kubah hijau besar dan dua menara tinggi, perpaduan arsitektur Islam dan China tradisional.

Masjid Dongguan — masjid tertua di provinsi Qinghai, dekat wilayah Xinjiang — dibangun pada abad ke-14 di era Dinasti Ming.

Christina juga mengaku melihat simbol bulan sabit Islam telah dihilangkan dari masjid lain di daerah itu.

Perubahan pada bentuk arsitektur masjid terjadi di tengah penindasan yang sedang berlangsung terhadap minoritas Muslim dan komunitas agama lainnya di bawah program "Sinoisasi" agama yang dijalankan Partai Komunis China (PKC).

"Tujuan utama PKC adalah memberantas agama dan gerakan lain yang berada di luar PKC,” jelas Anna Hayes, dosen politik di James Cook University.

Baca Juga: China Kembangkan Teknologi yang Mampu Melacak Data dari Mobil Buatan Asing

"Kita melihat tindakan keras berkelanjutan dan penindasan terhadap Falun Gong pada 1990-an, dan telah lama terjadi pada warga Tibet, orang Kristen, Muslim dan sebagainya," katanya.

"Akibat dari semua ini, PKC percaya warga masyarakat akan mengganti agama dan keyakinan mereka dengan kecintaan dan pengabdian terhadap partai," tambah Anna Hayes.

Koneksi Islam ke dunia luar dicurigai

Pemerintah China meluncurkan rencana lima tahun pada tahun 2018 untuk "Sinkronisasi" Islam.

Dalam rencana tersebut, ajaran Islam diwajibkan mempromosikan "Islam dengan karakteristik China" dan patriotisme.

"Pemerintah China ingin Islam di China terlihat dan terdengar seperti China," kata David Brophy, pakar China di University of Sydney.

Ia mengatakan, segala sesuatu yang melambangkan koneksi ke dunia Islam yang lebih luas berpotensi dicurigai.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI