Bahan kain pembungkusnya dari polypropylene yang bisa didaur ulang. Apa pesannya? Stephane Lembert, yang sibuk mengambil foto, percaya bahwa karya seni Christo itu memiliki pesan terselubung.
"Saya membaca tentang proyek ini dan datang secara khusus," kata sopir taksi berusia 58 tahun dan penggemar seni kontemporer itu.
"Sangat mengesankan untuk melihatnya - sama mengesankannya dengan pembungkusan jembatan Pont Neuf di Paris pada tahun 1985 oleh Christo.
Dengan karyanya, Christo dan Jeanne-Claude berhasil membuat hubungan antara masa lalu dengan masa kini, kata Stephane Lembert. "Seolah dia menyuruh kita untuk terus menjaga agar masa lalu tetap hidup."
Bagi keponakan Chrsito, Vladimir Yavachev, karya seni pamannya yang kelahiran Bulgaria itu adalah ekspresi pencarian kebebasan.
"Dia berasal dari negara komunis, dan melarikan diri dari sana sebagai imigran ilegal," katanya menjelaskan pelarian Christo ke Austria pada tahun 1957.
Dia berharap pembungkusan Arc de Triomphe bukanlah proyek terakhir yang dia lakukan atas nama pamannya Christo dan Jeanne-Claude.
"Mereka berdua juga punya rencana membuat Mastaba, patung terbesar di dunia, di Uni Emirat Arab dekat Abu Dhabi. Suatu hari, kami mungkin akan mewujudkannya juga - lima tahun, atau mungkin 20 tahun dari sekarang," ujarnya.
Baca Juga: Memble saat Lawan Club Brugge, Trio Lini Serang PSG Tuai Cibiran