Setelah menyaksikan perawakan pelaku dalam video pelecehan yang dialami mahasiswi di Petukangan Utara yang viral, A yakin sekali, "Ciri-cirinya sama persis motor Vario biru abu-abu. Orangnya agak gendut dan matanya rada sipit. Karena gue ngeliat mukanya sumpah jelek banget itu setan asli. Temen gue sampai trauma kalau ke rumah gue sendiri."
A berharap pelaku segera ditangkap karena kelakuannya dia anggap sudah meresahkan.
Seorang perempuan pengguna Twitter yang lain berbagi pengalaman serupa.
Kejadiannya ketika dia dan temannya mengendarai sepeda motor untuk kegiatan kerja kelompok.
Untuk menuju rumah teman sekolah, mereka melewati persawahan.
"Pas gua sampai di sawah, gua ngeliat bapak-bapak berhenti di pinggir sawah, kirain gua sama temen gua tuh bapak-bapak mau pipis. Eh tahunya bapak-bapak lagi coli, njir."
Perempuan yang lain lagi mengalami pelecehan ketika masih duduk di bangku SMP.
Pelecehan terjadi ketika dia dan temannya dalam perjalanan pulang dari sekolah.
"Gue sama temen gue jalan di gang yang biasa kita lewatin, di situ kebetulan cuma kita berdua yang lewat, padahal biasanya ramai. Nah kita lihat ada cowok bawa motor berhenti di tengah gang, tangan kanannya dari jauh nggak kelihatan lagi ngapain.
Baca Juga: Kasus Mahasiswi Korban Lelaki Onani Mengguncang, Korban-korban Lain Terus Bersuara
"Setelah kita udah deket sama si cowok tadi, gue lihat dengan jelas dia lagi megang 'barangnya' maaf dikocok gitu, terus gue sama temen gue kabur lari kenceng banget. Sampai gue hampir mau jatuh. Terus setelah itu dia pergi."
Kejadian tersebut membuat mereka shock untuk beberapa waktu. Walau setelah dewasa perasaan tertekan itu menghilang, pengalaman buruk masih menancap.
"Sumpah gue sih sekarang udah biasa aja, tapi kadang kalau dipikir kok gila tuh orang."
Pengalaman serupa dialami perempuan yang lain lagi. Kejadiannya sewaktu dia masih duduk di bangku SMP, meskipun sekarang sudah menjadi mahasiswi, pelecehan hari itu tak pernah bisa dilupakannya.
"Hampir sama kayak gini, cuma pelakunya langsung dikeluarin anunya di depan mata gue."
Ketika itu dia duduk di kelas sembilan. Hari itu, sekolah menyelenggarakan suatu kegiatan. Dia tiba di sekolah jam setengah enam pagi, padahal acara baru mau dimulai jam delapan. Saking bersemangat.