COP26: Cina Sepakati Rencana Aksi Iklim Ambisius dengan AS

Sabtu, 13 November 2021 | 08:30 WIB
COP26: Cina Sepakati Rencana Aksi Iklim Ambisius dengan AS
DW

Suara.com - Cina dan Amerika Serikat pada Rabu (10/11) berjanji untuk bekerja sama mempercepat aksi iklim dekade ini. Kesepakatan itu diungkap dalam sebuah pakta baru yang mengejutkan saat dunia berjuang menghadapi pemanasan global.

Komitmen kerja sama antara Cina dan Amerika Serikat (AS) diumumkan jelang berakhirnya KTT COP26 di Glasgow, Skotlandia.

Di saat yang sama, para negosiator bergulat dengan berbagai cara untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5-2 derajat Celsius dari tingkat praindustri.

"Dokumen ini berisi pernyataan kuat tentang ilmu pengetahuan yang mengkhawatirkan, kesenjangan emisi, dan kebutuhan mendesak untuk mempercepat tindakan menutup kesenjangan itu," kata utusan khusus AS John Kerry kepada wartawan dalam sebuah pengumuman mengejutkan.

"Ini bentuk komitmen untuk serangkaian tindakan penting dekade ini ketika dibutuhkan."

Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden mengkritik keputusan Presiden Cina Xi Jinping untuk tidak menghadiri KTT Glasgow.

Cina memberikan respons pada saat itu, tetapi hubungan kedua negara tampaknya telah mencair menjelang pembicaraan bilateral yang telah lama ditunggu-tunggu.

Pada Rabu (10/11), baik utusan AS dan Cina menekankan kolaborasi negara mereka, dengan mengatakan bahwa mereka telah sepakat untuk mengesampingkan perbedaan dan bekerja sama mencegah perubahan iklim.

"Kedua belah pihak mengakui bahwa ada kesenjangan antara upaya saat ini dan tujuan Perjanjian Paris, sehingga kami akan bersama-sama memperkuat aksi iklim," kata utusan iklim lama Beijing Xie Zhenhua.

Baca Juga: Para Pemimpin APEC Janji Atasi Pemulihan Ekonomi, Covid-19, dan Iklim

Dia menambahkan bahwa kedua belah pihak sepakat "untuk memfasilitasi hasil yang ambisius dan seimbang."

Serius dan penting dilakukan

Sebuah dokumen yang menguraikan perjanjian tersebut mencakup fokus pada penurunan emisi metana, yang digambarkan Kerry sebagai "satu-satunya cara tercepat dan paling efektif untuk membatasi pemanasan".

Dikatakan kedua belah pihak akan bertemu secara teratur untuk "mengatasi krisis iklim".

Dokumen tersebut juga menekankan perlunya meningkatkan upaya emisi dalam jangka pendek, saat para ilmuwan memperingatkan bahwa upaya emisi sebelum 2030 sangat penting untuk menghentikan bencana pemanasan global.

Deklarasi itu mengatakan kedua negara "mengakui keseriusan dan urgensi krisis iklim".

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI