Pria Ini Ungkap Bagaimana Rasanya Ditangkap dengan Tuduhan Terorisme

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 07 Desember 2021 | 15:50 WIB
Pria Ini Ungkap Bagaimana Rasanya Ditangkap dengan Tuduhan Terorisme
Ilustrasi penjara kasus terorisme [Unsplash/Emiliano Bar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selain itu, ia juga dikuatkan oleh kunjungan keluarganya.

Ia mengatakan masuk penjara karena berusaha membantu keluarganya, namun pada akhirnya malah kehilangan mereka.

Sebelum aturan anti-terorisme diberlakukan, penghuni tahanan seperti Imran memiliki hak pembebasan bersyarat bila hukumannya di bawah 10 tahun penjara.

Namun ketika Imran dihukum, aturannya sudah berubah.

Kepala komunitas bernama Ali Kadri, yang bekerja dengan remaja yang berisiko terkena radikalisasi mengatakan ia percaya bahwa sistem keadilan perlahan terkikis karena dogma dalam agen pengawas hukum.

"Opini ini dimiliki polisi: mereka yang diradikalisasi tidak bisa lagi kembali normal," kata Ali.

"Jadi apa yang harus dilakukan pada mereka? Tidak ada jawaban jelas untuk mengetahui bagaimana seseorang bisa diradikalisasi. Namun mereka bisa dianggap sekelompok orang dengan risiko tinggi radikalisasi. Dengan ini hukuman dan penahanan juga bisa terpengaruh."

Karena ditahan, Imran juga tidak sempat bertemu dengan saudaranya yang sekarat karena terkena kanker.

"Beratnya 60 kilogram. Tinggal tulang dan kulit," kata Imran.

Baca Juga: Kuasa Hukum Tak Terima Sidang Online, Pembacaan Dakwaan Kasus Terorisme Munarman Ditunda

"Dia sudah seperti mau meninggal. Saya cuma bertemu dengannya satu jam persis. Mereka bahkan tidak memberikan ekstra lima detik."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI