Cara Mengetahui Anda Sudah Terkena Covid Tapi Tidak Menyadarinya

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 08 Februari 2022 | 11:09 WIB
Cara Mengetahui Anda Sudah Terkena Covid Tapi Tidak Menyadarinya
Ilustrasi covid-19 omicron, kriteria pasien omicron sembuh dan selesai isoman (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Studi tersebut menganalisis sampel yang diperoleh melalui donor darah, patologi rutin, dan tes skrining untuk wanita hamil.

"Tujuan utama survei ini adalah untuk mengetahui proporsi infeksi yang mungkin terlewatkan," kata Profesor John Kaldor dari Kirby Institute.

Studi yang dilakukan sebelum Omicron tiba, hanya mengambil sebagian kecil sampel dalam populasi dengan antibodi yang dapat dideteksi.

"Ada jutaan orang yang mengidap COVID di Australia," ujarnya.

Menurut Profesor Kaldor, data tentang jumlah infeksi yang sebenarnya, diperlukan untuk strategi pengendalian pandemi dan memahami titik populasi mana yang masih paling rentan terhadap infeksi.

Namun, menurutnya studi serologis memiliki keterbatasan karena sampelnya tak pernah dapat mewakili populasi secara keseluruhan. 

Mengidentifikasi infeksi masa lalu

Tes antibodi ini juga dapat digunakan pada sampel darah individu, untuk menentukan apakah seseorang telah pernah terinfeksi sebelumnya. Pertanyaannya, kapan dan mengapa Anda harus melakukannya?

Kalangan dokter berwenang memesan tes antibodi untuk pasiennya, namun menurut Chris Moy dari Asosiasi Medis Australia, tes antibodi hanya boleh digunakan jika ada alasan klinis yang jelas.

Dia menjelaskan, salah satu contoh kapan tes ini bisa berguna adalah saat pasien memiliki gejala berkelanjutan yang konsisten dengan COVID, namun tidak yakin apakah mereka terkena virus.

Baca Juga: Didominasi Varian Omicron, Kasus COVID-19 di Kota Bandung Nyaris Tembus 2.000

Saat ini orang dapat mencari tes antibodi melalui penyedia swasta dengan biaya sendiri.

Namun menurut Dr Lawrie Bott, ketua Royal College of Pathologists of Australasia, hal ini tidak dianjurkan karena "infeksi sebelumnya tidak dapat dikonfirmasi atau disangkal secara meyakinkan".

"Diagnosis akurat dengan tes PCR pada saat infeksi COVID-19 jauh lebih disukai," jelasnya.

Bagaimana cara kerja tes antibodi?

Karena vaksin hanya menargetkan protein lonjakan virus, ahli patologi dapat membedakan antara antibodi yang disebabkan oleh suntikan vaksin dibandingkan dengan yang disebabkan oleh infeksi alami.

Sederhananya, jika seseorang hanya memiliki antibodi lonjakan, maka kemungkinan besar mereka sudah divaksin tapi tidak terinfeksi.

Tapi jika protein lain yang disebut nukleokapsid muncul di samping protein lonjakan, itu artinya mereka telah terinfeksi di masa lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI