Emmanuel Macron Jadi Kandidat Terkuat untuk Pilpres Prancis Mendatang

Kamis, 10 Februari 2022 | 10:16 WIB
Emmanuel Macron Jadi Kandidat Terkuat untuk Pilpres Prancis Mendatang
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Prancis Emmanuel Macron belum mengumumkan pencalonan dirinya untuk pemilihan presiden April mendatang. Namun, lawan-lawan politiknya sibuk saling bersaing di kandang sendiri.

Presiden Emmanuel Macron pada hari Rabu (09/02) menerima dukungan baru yang makin memuluskan jalannya untuk terpilih kembali.

Salah satu tokoh politik dari sayap kanan menyatakan dia akan mendukung sang petahana. Pengumuman Eric Woerth, menteri tenaga kerja dan juga menteri keuangan di masa pemerintahan Nicolas Sarkozy, adalah pukulan baru bagi kandidat presiden Partai Republik LR, Valerie Pecresse, salah satu pesaing terdepan Macron.

Tidak heran, Ketua LR Christian Jacob menyatakan "kekecewaan" atas pernyataan Eric Woerth.

Jajak pendapat terbaru oleh lembaga Elabe yang dirilis hari Rabu (09/02) menunjukkan dukungan terhadap Valerie Pecresse turun satu poin menjadi 15 persen, sedangkan Emmanuel Macron tetap solid dengan 26 persen.

Padahal Valerie Pecresse masih harus berebut panggung dengan tokoh ultra kanan yang pernah berkibar seperti Marine Le Pen dan Eric Zemmour.

Sementara pemimpin kubu kiri Jean-Luc Melenchon dalam jajak pendapat hanya mendapat 10 persen suara, dan wali kota Paris dari kubu Sosialis, Anne Hidalgo, bahkan hanya bertengger di 1,5 persen.

Pandemi dan konflik Rusia-Ukraina menguntungkan Macron Emmanuel Macron sendiri menyatakan dia masih terlalu sibuk dengan COVID-19 dan upaya mencegah perang antara Rusia dan Ukraina, sehingga belum secara resmi menyatakan pencalonannya untuk pemilihan putaran pertama pada 10 April 2022.

Sejauh ini kalangan pengamat yakin Macron tidak akan kesulitan untuk muncul sebagai pemenang di putaran pertama dengan sedikitnya 25 persen suara, dan dia kemudian akan mengalahkan saingan mana pun di putaran kedua, dua minggu setelahnya.

Baca Juga: Kematian Bocah Rayan, Paus Fransiskus hingga Emmanuel Macron Ucap Kesedihan

Sementara kandidat ultra kanan Marine Le Pen dan Eric Zemmour telah menghabiskan lebih banyak energi untuk saling bertikai, peluang kubu kiri malah makin kecil lagi karena ada lima kandidat yang ingin maju, dari kubu sosialis, kubu komunis, hingga kubu partai hijau. Gaspard Estrada, ilmuwan politik di Sciences Po University dan spesialis dalam kampanye politik, menilai lambatnya deklarasi pencalonan Macron adalah strategi untuk "menjaga jarak dengan lawan-lawannya".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI