Bahkan, KBRI Antananarivo telah melakukan komunikasi intensif dengan otoritas dan melayangkan nota diplomatik untuk mendorong penyelidikan kasus tersebut.
"Ada 7 nota diplomatik yang telah dilayangkan kepada Kemenlu Mauritius untuk mendorong proses penyelidikan terhadap kasus ini dan mendapatkan kejelasan mengenai nasib 7 ABK kita termasuk berbagai macam pertemuan komunikasi yang dilakukan secara reguler untuk mendorong proses tersebut," lanjut Judha.
Judha melanjutkan, pada 25 Januari 2022 lalu, Kepala Perwakilan RI di Antananarivo telah mengirim surat ke Menlu Mauritius untuk meminta hasil penyelidikan dan mendorong proses penegakkan hukum jika ditemukan adanya tindakan kriminal.
Bakhkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan KDEI Taipei untuk memastikan pemenuhan hak ABK. Pasalnya dua kapal tersebut berasal dari Taiwan.
"Informasi yang kami dapat sebagaimana para ABK telah mendapatkan hak asuransi yang telah diberikan kepada pihak keluarga," katanya.