Telah Menuai Pro dan Kontra, Menaker Ida Baru Akan Sosialisasi JHT dan JKP

Senin, 14 Februari 2022 | 16:49 WIB
Telah Menuai Pro dan Kontra, Menaker Ida Baru Akan Sosialisasi JHT dan JKP
Menko Bidang Perekonomian dan KPCPEN, Airlangga Hartarto. (Dok: Kemenko Perekonomian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Munculnya Peraturan Menteri Ketenagakerjaan atau Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 tentang Tata Cara Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua langsung menuai protes dari berbagai kalangan masyarakat. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah disebut baru akan melakukan sosialisasi terkait aturan itu sekaligus program Jaminan Kehilangan Pekerjaan atau JKP.

"Ke depan pemerintah terus mengintensifkan sosialisasi tiga bulan ke depan dan Menaker mulai hari ini akan menyosialisasikan kebijakan ini secara teknis," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto dalam konferensi pers yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (14/2/2022).

Airlangga lantas menjelaskan kalau Jaminan Hari Tua atau JHT merupakan perlindungan pekerja/buruh untuk jangka panjang. Sementara JKP adalah perlindungan pekerja jangka pendek yang juga diberikan kepada pekerja.

"JHT dirancang sebagai program jangka panjang untuk memberikan kepastian tersedianya jumlah dana bagi pekerja saat yang bersangkutan tidak produktif lagi akibat usia pensiun atau mengalami cacat total tetap atau meninggal dunia," jelasnya.

Karena dirancang untuk pekerja yang sudah tidak produktif, maka sesuai dengan Permenaker 2/2022, JHT baru bisa dicairkan saat peserta mencapai usia 56 tahun. Airlangga mengklaim kalau pemerintah tidak abai dalam memberikan perlindungan kepada pekerja atau buruh yang mengalami PHK sebelum usia 56 tahun.

"JKP merupakan jaminan sosial di dalam UU Cipta Kerja untuk melindungi pekerja dan buruh yang terkena PHK agar dapat mempertahankan derajat hidup sebelum masuk kembali ke pasar kerja," ujarnya.

Airlangga menerangkan kalau klaim JKP efektif per 1 Februari 2022. JKP bisa langsung diberikan kepada pekerja yang terkena PHK.

Ia juga mengklaim kalau iuran JKP tidak akan membebani pekerja maupun pemberi kerja. "Ada besaran iuran sebesar dari 0,46 persen dari upah berasal dari pemerintah pusat," katanya.

Manfaat JKP dan JHT

Baca Juga: Rayuan Pemerintah ke Kaum Pekerja: Dana JKP Lebih Gede Ketimbang JHT Bagi Pekerja PHK

Menurut Airlangga, para pekerja atau buruh yang mengalami PHK berhak memperoleh JKP berupa uang tunai sebesar 45 persen upah di bulan kesatu hingga ketiga dan 25 persen upah di bulan keempat hingga keenam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI