Sementara itu, Kapolsek Sesayap Hilir, Iptu Jaimin memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai kejadian naas tersebut. Ia mengatakan Luther saat itu melintasi jalan sepanjang kanal mengendarai mobil bak terbuka bermuatan 10 balok kayu ulin.
Luther berangkat bersama dua orang keneknya, Martinus De Pores Ison (22) dan Labo Saputra (21). Setelah membongkar muatan, Luther berniat istirahat dan mengambil daun nipah untuk membersihkan diri di kanal.
"Dia selesai membongkar muatan, lalu istirahat dan mengambil daun nipah, lalu membersihkan diri di pinggir kanal," terang Iptu Jaimin.
"Korban sudah melihat ada plang larangan mendekati kanal karena ada buaya, tapi dia bilang saat itu sedang tidak ada buaya," lanjutnya.
Menurutnya, Luther sudah mengetahui adanya larangan untuk mendekati kanal karena ada buaya. Namun, ia tetap turun ke kanal karena merasa yakin tidak ada buaya.

Naas, seekor buaya langsung menerkamnya dalam hitungan detik begitu turun ke kanal. Ia dilaporkan diterkam di bagian kepala dan dibawa ke perairan.
"Korban diterkam buaya pada bagian kepala dan dibawa ke kedalaman kanal. Dia sempat berteriak ‘Uy’ sebelum akhirnya tenggelam," lanjutnya.
Hingga kini, tubuh Luther yang diterkam buaya masih belum ditemukan. Hal ini terlihat dari video proses pencarian tubuh Luther yang masih dilakukan di hari keempat.
Basarnas, kepolisian hingga masyarakat terus melakukan penyisiran untuk mencari jejak atau keberadaan pria maupun buaya tersebut.
Sontak, kasus petani yang diterkam buaya itu langsung mendapatkan atensi warganet. Mereka menyerbu kolom komentar dengan beragam pendapat.