Setahun Sejak Program Vaksinasi di Indonesia Dimulai, Bagaimana Hasilnya?

SiswantoABC Suara.Com
Minggu, 20 Februari 2022 | 13:34 WIB
Setahun Sejak Program Vaksinasi di Indonesia Dimulai, Bagaimana Hasilnya?
Ilustrasi Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Balita. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Dengan angka vaksinasi sekarang, kalau disebut rawan, ya rawan, [tapi] kalaudisebut punyamodal, ya kita ada modal. Jauh sudah adamodal dibanding waktuDelta," tuturnya kepada ABC Indonesia.

"Idealnya kalau kita bicara Omicron ya sebenarnya tiga dosis pada 90 persen populasi yang sudah eligibledivaksinasi, itu yang ideal," tutur dr Dicky kepada ABC Indonesia.

Jumlah kasus harian Indonesia pada 16Februari 2022 menembus angka 64.000, menjadikannya rekor tertinggi sepanjang pandemi, termasuk saatpuncak Delta pada Juli tahun lalu yang hanya mencatat 56.000 kasus.

Dokter Dicky, mengingatkan bahwa "Omicron ini bukanlah varian terakhir dan ini bukan gelombang terakhir."

"[Sepengamatan saya] pola antargelombang akan terjadi paling cepat 4 sampai 6 bulan."

"

"Kecenderungannya ke depan dengan semakin membaiknya vaksinasi, gelombang ini makin mengecil dan makin ke pinggiran yang cakupan vaksinasinya lemah."

"

Bagaimana dengan klaim superimunitas?

Januari lalu, sebuah studi mengungkap 86,6 persen populasi Indonesia disebut telah memiliki titer antibodi SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, sehingga super immunity diduga telah terbentuk di Indonesia.

Baca Juga: Dinkes Genjot Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Sumut

Dugaan tersebut didapatkan dari hasil survei serologi, atau survei dengan cara memeriksa sampel darah responden,di 100 kabupaten atau kota sepanjang bulan November sampai Desember 2021.

Atas temuan survey serologi ini, dr Dicky Budiman mengingatkan agar masyarakat tidak salah memahaminya, seakan-akan 86,6persen penduduk sudah kebal.

"

"Anggapan [kebal] itu tidak tepat. Sero survey pada prinsipnya hanya memperlihatkan kondisi saat itu, sementara kita harusmelihat karakter penyakitnya juga."

"

Ia menambahkan, kekebalan yang terbentuk terhadap SARS COV-2 berbeda dengan cacar yang kekebalannya berlaku seumur hidup.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI