Larang Yoga Buat Perempuan Kuwait Picu Perdebatan Soal Kesetaraan Gender

Selasa, 22 Februari 2022 | 16:34 WIB
Larang Yoga Buat Perempuan Kuwait Picu Perdebatan Soal Kesetaraan Gender
DW

Suara.com - Perang ideologi berkecamuk di Kuwait antara kaum konservatif dengan perempuan yang menuntut kesetaraan hak. Gesekan teranyar dipicu oleh kebijakan pemerintah melarang yoga karena dinilai merendahkan marabat perempuan.

Semua berawal dari sebuah iklan yoga. Ketika seorang guru yoga asal Kuwait menawarkan paket liburan olahraga di tengah gurun pasir, kelompok konservatif seketika mengecam yoga sebagai "ancaman" terhadap moralitas perempuan.

Ketika pemerintah memutuskan melarang acara tersebut, seisi negeri sontak mendebatkan kesetaraan hak bagi perempuan.

Kisruh yoga di Kuwait merupakan plot teranyar dalam perang kebudayaan yang panjang seputar perilaku perempuan di ruang publik.

Kuwait adalah negeri kerajaan yang dikuasai klan-klan Arab dan kelompok konservatif. Belakangan dominasi tersebut diusik oleh gerakan modern yang menuntut kesetaraan hak bagi perempuan.

"Negara ini mundur dan semakin tertinggal dalam kecepatan yang tidak kita lihat sebelumnya," kata pegiat hak perempuan Kuwait, Najeeba Hayat.

Bagi masyarakat Kuwait, gerakan mereka mengusik kebanggaan lama sebagai kekuatan progresif di Teluk Persia.

Gambaran itu bersebrangan dengan aktivitas perempuan Kuwait yang semakin berani untuk turun ke jalan dan memenuhi udara kota dengan yel-yel kebebasan.

Dalam isu perempuan, Kuwait sudah tertinggal dibandingkan jirannya, Arab Saudi, yang Januari silam menggelar fesival yoga di udara terbuka.

Baca Juga: Arjun Kapoor Lakukan Iyengar Yoga, Ini Manfaatnya untuk Kesehatan

Acara itu sendiri ditanggapi warga Kuwait di media sosial dengan pesan bernada ironis.

"Gerakan melawan perempuan di Kuwait selama ini selalu tersembunyi dan tidak terlihat, tapi sekarang ia muncul ke permukaan," kata Alanoud Alsharekh, pegiat perempuan yang sejak lama mengecam hukuman ringan bagi pelaku pembunuhan perempuan dengan dalih menjaga kehormatan.

"Ia merasuki kebebasan pribadi kami," imbuhnya soal budaya misoginik di pemerintahan.

Konservatisme di ujung tanduk

Beberapa bulan lalu, pemerintah menutup kelas tari perut di sebuah studio kebugaran. Sejumlah ulama menuntut kepolisian menahan instruktur yoga yang menawarkan liburan khusus untuk perempuan itu dengan alasan penistaan agama.

Mahkamah Agung Kuwait saat ini sedang menyidangkan kasus larangan terhadap Netflix terkait film yang tidak disensor.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI