"Kami memiliki hak untuk mengambil keputusan yang sesuai dan memberlakukan embargo pada pemompaan gas melalui pipa gas Nord Stream 1," kata Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, Senin (07/03).
Novak juga memperingatkan, harga minyak bisa naik lebih dari dua kali lipat menjadi US$300 (Rp4,2 juta) per barel jika Amerika Serikat (AS) dan sekutunya melarang impor minyak Rusia.
Para analis di Bank of America mengatakan jika mayoritas ekspor minyak dari Rusia dihentikan, akan mengurangi pasokan minyak sedikitnya 5 juta barel per harinya.
Hal ini dapat mendorong kenaikan harga minyak di pasaran. UE mencari alternatif selain Rusia Kanselir Jerman Olaf Scholz mengakui, ketergantungan ini yang menyebabkan mengapa Eropa "sengaja membebaskan" pasokan energi Rusia dari paket sanksi, yang memungkinkan kegiatan komersial di sektor energi untuk terus berlanjut.
Scholz menambahkan, Jerman dan mitranya di Uni Eropa (UE) telah bekerja "dengan kecepatan penuh" selama berbulan-bulan untuk mengembangkan alternatif energi Rusia.
"Namun, ini tidak bisa dilakukan dalam semalam," katanya. Pekan lalu, Jerman mengatakan akan mengambil langkah-langkah untuk mendiversifikasi pasokan energinya dari Rusia, mengumumkan pesanan €1,5 miliar (Rp24 triliun) untuk gas alam cair non-Rusia, dan kemungkinan memperlambat penghentian penggunaan batu bara.
Pada pertemuan puncak yang direncanakan Kamis (10/03) mendatang di Prancis, para pemimpin UE diperkirakan akan mengumumkan "penghentian bertahap" impor minyak dan gas dari Rusia.
Komisi Eropa juga diperkirakan akan merilis rencana minggu ini untuk mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia. AS menginginkan tindakan yang lebih cepat Untuk AS, pendekatan bertahap Eropa mungkin dianggap terlalu lambat.
Washington mendorong mitranya di Eropa untuk segera melarang impor energi Rusia. Sebagai produsen utama gas dan minyak, AS jauh lebih sedikit bergantung pada sumber-sumber energi dari Rusia dibandingkan Eropa.
Baca Juga: Dapatkah Rusia Mengandalkan China Setelah Kena Hantam Rangkaian Sanksi?
Saat legislator AS membahas langkah cepat embargo minyak dari Rusia, Presiden AS Joe Biden mengadakan konferensi video pada hari Senin (07/03) dengan para pemimpin Jerman, Prancis dan Inggris.