"Saya sangat berterima kasih kepada semua orang yang tidak ada hubungannya dengan Ukraina sebelumnya, dan sekarang membantu di sini. Saya percaya bahwa Tuhan yang baik telah mengirim orang-orang hebat ini kepada kami, terutama orang-orang muda. Kesediaan untuk membantu ini luar biasa dan sangat fenomenal."
Palang Biru-Kuning jadi titik kontak pertama
Sebelum Rusia menyerang Ukraina 24 Februari lalu, kegiatan organisasi bantuan Palang Biru-Kuning adalah menyelenggarakan liburan musim panas bagi anak yatim piatu Ukraina.
Mereka membawa anak-anak berusia 8 hingga 16 tahun ke Koeln, lalu pergi ke kebun binatang, naik roller coaster di taman hiburan Phantasialand.
Sejak serangan Rusia, Palang Biru-Kuning berubah menjadi pusat untuk mengumpulkan sumbangan seperti makanan bayi, kotak P3K dan kantong tidur.
Di gudang seluas 1.600 meter persegi, puluhan relawan memilah-milah paket bantuan yang datang hampir setiap menit.
Setiap hari, lima truk berangkat dari Koeln ke arah perbatasan Polandia-Ukraina, di mana barang-barang dipindahkan ke truk-truk Ukraina dan dibagikan ke wilayah yang dilanda perang.
Sudah ratusan ton barang dikirim ke sana, dan ini baru awalnya saja. Lebih banyak barang bantuan yang akan dikirim, dan lebih banyak pengungsi yang akan dibawa ke Köln.
Ibu dan saudara perempuan Linda Mai masih berada di Ukraina. Ketika ditanya tentang harapannya untuk beberapa hari dan minggu mendatang, dia kelihatan ragu-ragu, lalu menjawab: "Saya berharap tidak banyak orang Ukraina yang harus mati sekarang, hanya karena seorang diktator ingin mencapai tujuan pribadinya. Kejahatan ini harus dihentikan, sekarang. Tanah air saya terbakar," katanya kepada DW. (hp/pkp)
Baca Juga: Perang di Ukraina Picu Harga Pangan Global, Terutama di Asia
