Seperti Penjara Tak Nyata: Kekhawatiran Pekerja Migran RI di Hong Kong

SiswantoABC Suara.Com
Kamis, 10 Maret 2022 | 15:46 WIB
Seperti Penjara Tak Nyata: Kekhawatiran Pekerja Migran RI di Hong Kong
Ilustrasi covid-19 omicron, kriteria pasien omicron sembuh dan selesai isoman (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Padahal Linda baru saja mendapatkan vaksin booster sepekan sebelum dia terjangkit.

"Adik majikan saya pertama kena, kemudian nenek dari anak yang saya asuh juga terkena  lalu saya," kata Linda kepada ABC Indonesia.

"Gejala saya tidak parah sih, cuma batuk, pilek saja, dan sakit tenggorokan."

Setelah positif, Linda menjalani isolasi di rumah lama majikannya yang tidak ditempati lagi.

"Saya biasanya tinggal dengan adik majikan saya, nenek dan anak yang asuh, sementara majikan tinggal di rumah yang lain. Setelah positif, saya kembali ke rumah majikan dan disuruh isolasi ke rumah yang satu lagi.

"Saya alhamdulillah merasa beruntung bisa tinggal di rumah majikan yang memang kosong," kata Linda lagi.

Seorang pekerja migran lainnya Rusmiati (46 tahun) asal Banyumas, Jawa Tengah, juga merasa beruntung masih bisa isolasi di rumah karena seluruh keluarga majikannya positif terkena COVID.

"Keluarga majikan empat orang semua kena, dan juga saya. Jadi kami isolasi di rumah semua," kata Rusmiati yang sudah bekerja dengan majikan yang sama sejak tahun 2005 tersebut.

"Saya masih harus bekerja walau positif, seperti memasak, bersih-bersih, Tapi misalnya sesudah makan siang, saya bisa istirahat tidur selama 2-3 jam," katanya.

Baca Juga: 43 Pekerja Migran Indonesia Terlantar di Kamboja, Semuanya Diselamatkan KBRI

Baik Linda Susanti dan Rusmiati merasa beruntung bahwa mereka mendapatkan fasilitas yang baik selama bekerja dan saat terkena COVID.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI