Pengunjuk Rasa Antiperang Sabotase Siaran Langsung TV Pemerintah Rusia

Selasa, 15 Maret 2022 | 15:25 WIB
Pengunjuk Rasa Antiperang Sabotase Siaran Langsung TV Pemerintah Rusia
DW

Ukraina dan sebagian besar dunia telah mengutuk istilah itu sebagai dalih palsu untuk invasi ke negara demokratis.

Menanggapi ini, dalam pernyataannya, Channel One hanya mengatakan ada sebuah "insiden" selama program "Vremya" disiarkan dan mengumumkan penyelidikan internal.

Sebuah kelompok pemantau aksi protes independen, OVD-Info mengidentifikasi pengunjuk rasa yang menyelinap di studio televisi pemerintah tersebut sebagai Marina Ovsyannikova.

Dia adalah seorang karyawan di saluran televisi Channel One. Kepala kelompok hak asasi manusia Agora, Pavel Chikov, mengatakan Ovsyannikova telah ditangkap dan dibawa ke kantor polisi Moskow.

Dilansir kantor berita Tass, Ovsyannikova kemungkinan akan menghadapi tuntutan karena melanggar undang-undang dengan tuduhan mendiskreditkan angkatan bersenjata. Undang-undang tersebut disahkan pada 4 Maret.

Di bawah undang-undang itu, tindakan publik yang bertujuan mendiskreditkan tentara Rusia menjadi ilegal.

Undang-undang juga melarang penyebaran berita palsu atau informasi palsu yang disengaja tentang Angkatan Bersenjata Federasi Rusia.

Ancaman hukuman dari pelanggaran tersebut adalah penjara hingga 15 tahun. Leonid Volkov, politisi Rusia yang dekat dengan Navalny, melaui cuitannya mengatakan bahwa pihaknya "siap untuk membayar denda apapun" yang dijatuhkan kepada Ovsyannikova.

Apa kata Ovsyannikova? Dalam sebuah video yang direkam sebelum insiden itu, tampak seorang perempuan yang diduga adalah Ovsyannikova, dan memperkenalkan dirinya sebagai karyawan Channel One.

Baca Juga: Mengapa Cina Anggap Barat Harus Disalahkan Atas Perang Rusia di Ukraina?

Dalam video itu, perempuan tersebut mengatakan bahwa dia merasa malu telah bekerja selama bertahun-tahun untuk menyebarkan propaganda Kremlin.

Dia mengatakan ayahnya adalah orang Ukraina, dan ibunya orang Rusia. "Apa yang terjadi sekarang di Ukraina adalah kejahatan, dan Rusia adalah negara agresor. Tanggung jawab atas agresi itu terletak pada hati nurani satu orang laki-laki, dan laki-laki itu adalah Vladimir Putin. Sekarang seluruh dunia telah berpaling dari kita dan 10 generasi berikutnya dari keturunan kita tidak akan menghapus rasa malu dari perang saudara ini," katanya.

Ovsyannikova mendesak warga Rusia untuk berdemonstrasi menentang perang. Aksi unjuk rasa menentang invasi Rusia di Ukraina semakin menggema di berbagai negara, termasuk di Rusia sendiri.

Menurut OVD-Info, sekitar 14.911 orang di Rusia yang berpartisipasi dalam protes anti-perang telah ditangkap. rap/pkp (Reuters, AFP, dpa)

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI