Damian mengatakan awak tim penyelamat "sempat merasa lega" ketika nelayan yang berusia sekitar 50 tahunan tersebut berhasil diangkat dari kapal pengangkut peti kemas.
"Kami lega bisa membawanya setelah berbagai rencana persiapan logistik yang kami lakukan," katanya.
Penyelamatan berlangsung di titik yang berjarak 180 km arah barat dari Karang Ashmore di mana sedang terjadi Badai Tropis Charlotte yang melanda Samudra Hindia.
Hal tersebut mempersulit usaha penyelamatan yang melibatkan awak helikopter PHI, kapal pengangkut peti kemas asal Singapura dan pesawat yang diterbangkan dari Cairns.
"Lokasinya jauh sekali dari garis pantai, dan usaha penyelamatan itu harus dilakukan di malam hari dan melibatkan begitu banyak lembaga untuk saling berkoordinasi," kata Gordon.
Awak kesehatan bekerja keras
Damian mengatakan bahkan ketika nelayan tersebut bisa diselamatkan, awak kesehatan yang membantu usaha penyelamatan masih mengalami kesulitan menangani korban sepanjang perjalanan ke Broome.
"Kami beruntung memiliki awak yang berpengalaman, termasuk spesialis anestesi sehingga bisa memberikan penanganan yang cukup canggih," ujarnya.
"Ada empat orang petugas di dalam pesawat dan kami bekerja keras selama masa penerbangan."
Gordon Watt mengatakan ketiga nelayan yang berhasil diselamatkan beruntung masih hidup.
Baca Juga: PMI asal Lampung Jadi Korban Kapal Tenggelam di Malaysia, Pemerintah Berupaya Pulangkan Jenazah Yuli
"Saya kira banyak cerita mengenai mereka yang selamat dari kecelakaan, dan ini saya kira akan menjadi salah satu cerita yang hebat soal itu."