Wang juga melakukan kunjungan dadakan di Kabul pada pekan lalu untuk bertemu dengan para pemimpin Taliban, di tengah kemarahan komunitas internasional atas langkah kelompok itu yang melarang pembukaan sekolah bagi anak perempuan di atas kelas enam.
Cina mengandalkan pendekatan semacam itu untuk menangkis tuduhan dari negara-negara muslim tentang perlakuannya terhadap minoritas Uighur.
Perhatian utama Cina lainnya adalah mengejar peluang dalam mengeksploitasi cadangan sumber daya Afganistan yang luas dan belum berkembang, terutama tambang Mes Aynak yang diyakini menyimpan cadangan tembaga terbesar di dunia.
Pemerintah Afganistan telah melihat kekayaan mineral negara itu, yang diperkirakan bernilai $1 triliun, sebagai kunci untuk masa depan yang makmur, tetapi tidak ada yang mampu mengembangkannya di tengah perang dan kekerasan yang berkelanjutan.
Sekarang, banyak negara, termasuk Iran, Rusia, dan Turki sedang mencari cara untuk berinvestasi, mengisi kekosongan yang tersisa setelah penarikan pasukan AS.
Pada pertemuan pekan ini, Cina akan berusaha untuk memposisikan dirinya sebagai negara yang selalu menyalurkan bantuan kemanusiaan dan proyek pembangunan ekonomi di Afganistan dan secara terbuka akan menyerukan AS untuk mencairkan aset dan rekening pemerintah Afganistan, kata ilmuwan politik Universitas Columbia Alexander Cooley, seorang ahli di Asia Tengah.
"Cina diam-diam menegaskan dirinya sebagai kekuatan eksternal terkemuka di kawasan ini,” kata Cooley.
"Dengan melakukan itu, ia akan memposisikan dirinya sebagai pengkritik kebijakan regional Amerika Serikat dan sebagai pemimpin alternatif dari koalisi kemanusiaan yang terdiri dari tetangga Afganistan.” ha/yf (AP)

Baca Juga: Buntut Pelarangan Siswi Sekolah, Bank Dunia Bekukan Proyek Senilai Rp 8,6 Triliun di Afghanistan