Setelah dua dekade kehidupannya dicuri, dia ingin penculiknya diadili.
"Dia pantas dihukum atas penderitaan yang dia timbulkan kepada saya," katanya.
"Tapi anak-anak meminta saya untuk melupakan dia dan tidak memikirkan dia sama sekali," kata Juliana.
Banyak perempuan Timor Leste yang melahirkan anak dari pemerkosaan mengalami diskriminasi dari keluarga atau masyarakat di Timor Leste. Bahkan dari lingkungan Gereja Katolik.
Tapi orang tua Juliana justru melihatnya sebagai pahlawan.
"Bahkan pria paling berani pun tidak bisa melakukan apa yang dia lakukan. Dia dibantu oleh arwah nenek moyang kami," kata Maria Martins, ibu Juliana.
"Tahun-tahun penderitaan Alola kini telah berakhir. Saya marah dengan apa yang dia lakukan pada putri saya ini, tapi saya senang karena dia akhirnya pulang," tutur Maria.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News untuk ABC Indonesia
Baca Juga: Wakil Ketua KPK Alexander Marwata: Timor Leste Lebih Bersih dari Indonesia