Dua Dekade Setelah Diculik, Juliana Melarikan Diri Kembali ke Timor Leste

SiswantoABC Suara.Com
Selasa, 05 April 2022 | 16:36 WIB
Dua Dekade Setelah Diculik, Juliana Melarikan Diri Kembali ke Timor Leste
Foto aerial Jembatan dan Taman BJ Habibie di kawasan Bidau Santana, Dili, Timor Leste, Kamis (29/08/2019)[ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Saat itu baru seminggu setelah rakyat Timor Timur memberikan suara mayoritas dalam referendum yang memilih untuk berpisah dari Republik Indonesia setelah 24 tahun menjadi Provinsi ke-27.

Berbulan-bulan menjelang pemungutan suara, laskar milisi bersenjata melancarkan kampanye teror di seluruh Timor Timur, diduga membunuh dan menyiksa warga yang mendukung kemerdekaan, membakar rumah dan ternak mereka, dan mendeportasi warga dengan truk ke Timor Barat.

Juliana dan keluarganya termasuk di antara ratusan orang yang melarikan diri ke Gereja Katolik di Suai di pantai selatan Timor Timur, ketika milisi yang diduga didukung oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) berkeliling dengan senjata, pedang, dan parang.

Saudaranya yang masih berusia 13 tahun, Carlos, dibunuh bersama sekitar 200 orang lainnya pada hari itu.

Salah satu pemimpin milisi yang memerintahkan pembunuhan di Suai, Egidio Manek, menangkap Juliana yang saat itu berusia 15 tahun dan memaksanya naik ke mobil.

"Ketika kami mencoba melarikan diri, Egidio sudah menunggu di pintu gereja," katanya.

"Dia merenggut tanganku dan mengatakan saya harus menikah dengannya. Saya tak mengenalnya. Dia memaksaku naik ke kendaraan yang dijaga ketat oleh anak buahnya," tutur Juliana.

"Saya menangis histeris saat orang tuaku keluar dari gereja, saya tak bisa memeluk mereka karena saya terkunci di dalam mobil," katanya.

Dibujuk anak-anaknya melarikan diri

Juliana mengaku berada dalam "kepemilikan" Egidio Manek, wakil komandan milisi Laksaur saat itu, yang diduga melakukan pembantaian di Suai.

Baca Juga: Wakil Ketua KPK Alexander Marwata: Timor Leste Lebih Bersih dari Indonesia

Panel Khusus Kejahatan Serius yang dikelola PBB belakangan mendakwa Egidio dan 13 orang lainnya dengan tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI