Rusia Alami Eksodus Terbesar Sejak Revolusi Oktober 1917, Mengapa?

Sabtu, 09 April 2022 | 09:49 WIB
Rusia Alami Eksodus Terbesar Sejak Revolusi Oktober 1917, Mengapa?
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pembawa acara talk show Ivan Urgant, bintang top di TV hiburan Rusia, juga ada di Israel.

Bintang rock Zemfira dan pasangannya, aktris Renata Litvinova, berada di Paris.

Sutradara Kirill Serebrennikov, juga terlihat di Paris dan baru-baru ini di Berlin. Kebanyakan dari mereka yang keluar meninggalkan Rusia adalah warga kelas menengah yang bekerja dalam profesi kreatif.

Masa depan mereka masih tidak tentu, dan uang tunai yang mereka bawa sering tidak bisa digunakan. Kartu kredit mereka juga diblokir.

"Bukannya tidak mengejar kehidupan yang lebih baik di luar negeri," kata Andrei Loshak.

"Kami semua telah kehilangan mata pencarian. Gelombang saat ini adalah emigrasi moral: Hati nurani kita tidak mengizinkan kita untuk tinggal di Rusia hari ini, di tengah kerumunan yang meneriakkan 'Zig Heil.'" "Z" dalam "Zig" mengacu pada simbol yang digunakan oleh pendukung Putin.

Sedangkan "Zig Heil" adalah slogan kemenangan kaum Nazi Jerman di masa Hitler.

Andre Loshak punya sebutan baru untuk para intelektual yang lari dari Rusia: "Saya menyebut kami 'orang Eropa Rusia'."

Menurut lembaga jajak pendapat Levada Center, satu-satunya lembaga jajak pendapat independen yang masih ada di Rusia, orang Rusia pro-Eropa yang mengutuk perang di Ukraina membentuk setidaknya 20% dari total populasi Rusia.

Baca Juga: Minta PBB Hati-hati Terkait Pencabutan Hak Anggota Rusia, Indonesia: Tidak Boleh Ciptakan Preseden Negatif

Itu berarti sekitar 30 juta orang. Tapi hanya sedikit dari mereka yang benar-benar bisa meninggalkan negara itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI