Ukraina Tolak Presiden Jerman Adalah Sinyal yang Salah

Senin, 18 April 2022 | 16:55 WIB
Ukraina Tolak Presiden Jerman Adalah Sinyal yang Salah
DW

Suara.com - Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier merencanakan kunjungan ke Kyiv untuk tunjukkan solidaritas, tetapi ditolak. Keputusan Ukraina itu salah. Opini editor DW, Rosalia Romaniec.

Ketika Frank-Walter Steinmeier terbang ke Warsawa hari Selasa (12/04), secara diam-diam di belakang layar sedang diatur agenda lain. Presiden Polandia Andrzej Duda ingin melakukan kunjungan mendadak ke Ukraina dengan lima presiden dan melakukan pertemuan dengan pimpinan Ukraina Volodymyr Zelensky.

Tapi kemudian di Warsawa situasinya berubah secara dramatis. Dalam konferensi pers dengan Duda di Warsawa, Steinmeier menghindari pertanyaan wartawan tentang agenda selanjutnya.

Beberapa menit kemudian, muncul berita di tabloid terbesar Jerman, Bild: "Zelensky larang kunjungan Presiden Steinmeier ke Ukraina!"

Duda tadinya menyarankan agar mereka berdua bergabung dengan para presiden negara-negara Baltik yang akan bertolak ke Kyiv untuk "mengirim sinyal solidaritas yang kuat dengan Ukraina," kata Steinmeier dalam sebuah pernyataan singkat.

"Saya siap untuk melakukan itu, tetapi tampaknya - dan saya harus memperhatikannya - itu tidak diinginkan di Kyiv."

Frustrasi adalah penasihat yang buruk

Penolakan Kyiv dapat dipahami sebagai sarana menyalurkan rasa frustrasi dan keputusasaan atas peran Jerman dan Steinmeier pada khususnya.

Selama bertahun-tahun, ia menjalin hubungan dekat dengan Moskow dan gagal menanggapi peringatan ancaman Rusia terhadap Eropa Timur dan terutama Ukraina dengan serius.

Baca Juga: Jerman Mulai Kumpulkan Bukti untuk Adili Terduga Penjahat Perang di Ukraina

Steinmeier juga mendukung proyek jaringan pipa gas Nord Stream dan terlibat dalam penolakan Jerman atas keinginan Ukraina menjadi anggota NATO, ketika ia menjabat sebagai menteri luar negeri.

Bahwa hal itu mengecewakan Ukraina dan merupakan kesalahan, hal itu diakui sendiri oleh Steinmeier.

Jadi tidak mengherankan, bahwa komitmen Jerman untuk Ukraina selama ini terutama berupa bantuan keuangan yang sangat besar untuk perekonomiannya.

Tetapi salah jika menuduh Steinmeier punya niat buruk. Frustrasi Ukraina diperparah oleh satu hal lain: rencana kunjungan Kanselir Olaf Scholz ke Kyiv belum terwujud, karena masih ada keraguan atas pengiriman senjata lebih banyak ke Ukraina dan sanksi lanjutan terhadap Rusia.

Bisa dimengerti, jika Zelensky segan menerima kepala negara Jerman di zona perangnya. Ukraina sedang berjuang untuk kelangsungan hidupnya, dan membutuhkan keputusan tegas dan bukan tindakan-tindakan simbolis.

Menolak presiden Jerman berefek buruk bagi diplomasi

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI