Setelah 10 Tahun, Ramos Horta Akan Kembali Menjadi Presiden Timor Leste

SiswantoABC Suara.Com
Kamis, 21 April 2022 | 14:49 WIB
Setelah 10 Tahun, Ramos Horta Akan Kembali Menjadi Presiden Timor Leste
Jose Ramos Horta. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Di tahun 2018, Presiden Guterres menolak untuk mengambil sumpah sembilan calon menteri dari partai CNRT, partai yang dipimpin mantan perdana menteri Xanana Gusmao yang mendukung Ramos Horta untuk menjadi presiden ketika itu.

Guterres sendiri berasal dari partaiFretilin yang berjuang menentang pemerintahan Indonesia di Timor Timur sebelum kemudian kawasan yang pernah dijajah Portugal ini merdeka di tahun 2002.

Fretilin mengatakan Ramos Hortatidak layak menjadi presiden. Mereka menuduh ia yang menyebabkan krisis politik ketika menjadi perdana menteri di tahun 2006, dengan puluhan orang terbunuh ketika terjadi konflik terbuka di jalan-jalan di kota Dili.

Kemelut politik ini menyebabkan pengunduran diri Perdana Menteri, Taur Matan Ruak di bulan Februari 2020.

Namun, dia bersedia menjadi perdana menteri sementara sampai pemerintah baru terbentuk, termasuk untuk menangani pandemi COVID dengan dana sekitar A$250 juta.

Pemerintahannya berjalan tanpa anggaran tahunan dengan hanya mengandalkan dana bulanan dari tabungan negara, yang disebut Dana Petroleum.

Mengutamakan dialog

Berbicara dengan wartawan di rumahnya di Dili setelah memberikan suara, Ramos Horta mengatakan 'sangat yakin' dia akan memenangkan pemungutan suara tahap kedua.

"

"Yang penting bagi saya sekarang adalah dialog dengan semua partai yang ada di parlemen untuk membangun iklim kerja sama baru yanglebih sehat bagi citra parlemen di mata warga," kata Horta yang sekarang berusia 72 tahun seperti dikutip oleh kantor berita Portugal Lusa.

"

Baca Juga: Ramos-Horta Deklarasikan Kemenangan dalam Pilpres Timor Leste

Dilahirkan di Dili di tahun 1949 dari ibu warga Timor dan ayahnya yang berasal dari Portugal, Ramos Horta sudah lama menjadi bagian dari kehidupan politik di Timor Leste bahkan sejak sebelum kemerdekaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI