Paris:
Konsep kota 15 menit Emisi karbon dapat dikurangi secara signifikan dengan menciptakan kota yang lebih padat, di mana orang bisa berjalan kaki dan bersepeda. Itulah yang diwujudkan dalam konsep kota Paris: Kota 15 menit.
Berbagai eksperimen sudah dilakukan setelah pandemi untuk mengurangi waktu perjalanan dan memungkinkan orang tinggal dan bekerja secara lokal, tidak di tempat yang berjauhan. Kota 15 menit adalah isu utama pada kampanye pemilihan ulang wali kota Paris pada 2020. Ibu kota Prancis yang macet memasang jalur sepeda di setiap jalan, sebagian dengan merebut kembali 70% lahan parkir mobil di badan jalan.
Tujuannya adalah untuk mengurangi polusi udara, kebisingan, dan emisi karbon sebagai bagian dari target netral karbon Paris 2050. Penduduk diharapkan dapat mengakses semua yang mereka butuhkan hanya dalam 15 menit dengan berjalan kaki atau bersepeda dari rumahmya.
Seattle:
Komunitas akar rumput yang ramah iklim Di Seattle, sebuah firma arsitektur dan urbanisme, Larch Lab, berfokus pada bangunan perkotaan berenergi rendah dan "ekodistrik" , kelompok bangunan yang ramah lingkungan.
Dikembangkan oleh penduduk dan bukan pengembang, idenya adalah bahwa distrik berkelanjutan ini akan mencapai efisiensi bangunan yang unggul dengan menggunakan standar bangunan yang disebut Passivhaus, dengan emisi energi nol bersih.
Hal ini sudah dilakukan dan sedang diujicoba di distrik Vauban, sebuah model lingkungan di kota perintis hijau, Freiburg. Berada di garis depan target iklim yang ambisius, Freiburg merencanakan pengurangan emisi 60% pada tahun 2030, terutama dengan pembangunan Passivhaus. (hp/ha)
Baca Juga: Hari Bumi 2022: Penyebab Perubahan Iklim yang Wajib Dipahami Umat Manusia