Mbah Tamin lalu mengikat tangan dan tali Dela, tergambar wajah sedih disana. Ia masuk ke dapur, mengambil sebuah kain putih besar. Saat mbah Tamin kembali ke kamar Dela, Dela menangis semakin keras ia berulang kali mengatkan.
"ojok ki, ojok balekno aku nang kono" (jangan ki, jangan kembalikan saya kesana)
Namun mbah Tamin tetap meletakkan kain putih itu menutupi sekujur tubuh Dela yg meronta-ronta. Terakhir, mbah Tamin membakar kemenyan sebelum memegang kepala Dela dan terdengar suara raungan yang mengguncangkan seisi rumah itu.
Sri dan Erna sampai beringsut mundur, sosok didalam kain itu terus meraung layaknya iblis yang Sri saksikan tadi. Kali ini Dini tampak terguncang bingung ada apa sebenarnya disini. Terdengar suara marah dari dalam kain. ia adalah wujud tadi yang Sri saksikan, "Menungso bejat" (manusia berengsek)
Mbah Tamin terus menekan kepalanya, membuat suara itu semakin menjerit marah. Setelah kurang lebih 5 menit mbah Tamin melakukan itu perlahan, sosok itu mulai tertidur dan mbah Tamin membuka kain itu ia melihat Dela memejamkan matanya.
"Sri, Erna, melok aku" (kalian ikut saya) kata mbah Tamin memanggil mereka. Sementara Dini, tetap di kamar hanya dia yg belum mengerti apa yang terjadi disini. Mbah Tamin duduk di teras rumah, kegelapan hutan benar-benar mencekam kala itu. Sri dan Erna berdiri, menunggu, sebelum mbah Tamin menunjuk sesuatu di antara pepohonan.
"awakmu isok ndelok ikuh" (kalian bisa melihatnya)
"nopo to mbah" (apa ya mbah) kata Sri, bingung.
"mrene" (kesini)
Baca Juga: Link Nonton Sewu Dino, Film Horor Diangkat dari Cuitan Viral SimpleMan
mbah Tamin, menempelkan jemarinya, menekan mata Sri sengatan ketika mbah Tamin menekan mata Sri. Membuat pengelihatanya memudar perlahan. Setelan mencoba memfokuskan matanya, Sri melihat lagi apa yang di tunjuk mbah Tamin.
Bagai petir di siang bolong, Sri melihat banyak sekali makhluk yang tidak bisa dia gambarkan kengerianya mungkin ada ratusan atau ribuan. Seakan mengepung rumah butuh waktu lama, sampai Sri akhirnya tidak sanggup lagi melihatnya. Sehingga mbah Tamin menutup kembali pengelihatan itu mencabut sesuatu dari ubun-ubun Sri dengan mata menerawang ia mengatakan kepada Sri.
"Sedo bengi mangkuk nang rogo iku ngunu undangan gawe lelembut" (raga yang di buat mati adalah sebuah undangan bagi makhluk seperti mereka) kata mbah Tamin.
"awakmu lali, perintahku Sri, iku ngunu bahaya, isok mateni Dela, ojok sampe lali maneh yo Sri" (kamu lupa dengan perintahku, itu sangat berbahaya, bisa membunuh Dela, jangan ulangi ya)
Erna yang sedari diam saja,a ikut berbicara. "mbah, enten nopo sami Dela, kok isok Dela kate mateni kulo kaleh Sri" (Mbah tolong kasih tahu, apa yg terjadi sama Dela, kok bisa bisanya, dia mau bunuh saya dan Sri)
Mbah Tamin duduk lagi, lalu mengatakan "berarti wes ndelok" (berarti kamu sudah lihat)