SIPRI: dari Krisis Iklim ke Perang, Dunia Memasuki Era Kritis

Senin, 23 Mei 2022 | 13:58 WIB
SIPRI: dari Krisis Iklim ke Perang, Dunia Memasuki Era Kritis
DW

Konflik dan bencana alam membuat pertanian sulit diandalkan, sehingga memicu petani ke arus migrasi global.

Di satu sisi, negara tempat petani melarikan diri menghadapi tingkat kemiskinan yang tinggi dan tata kelola yang buruk, menurut SIPRI.

SIPRI melaporkan jumlah konflik bersenjata antarnegara berlipat ganda dari 2010 hingga 2020, menjadi 56 kasus. Jumlah pengungsi dan orang terlantar juga berlipat ganda, naik menjadi 82,4 juta orang.

Pada 2020, ada juga peningkatan jumlah hulu ledak nuklir di dunia — setelah bertahun-tahun menurun.

Pada 2021, pengeluaran militer dunia melebihi $2 triliun untuk pertama kalinya.

Ancaman umum

Para peneliti SIPRI menawarkan kemungkinan jalan keluar dari krisis global dan langkah-langkah jangka pendek.

Era risiko baru ini membutuhkan mode kerja sama baru untuk mengatasi ancaman bersama. Dan menurut laporan itu, proses pengambilan keputusan di mana pun dari PBB harus selalu melibatkan orang-orang yang paling merasakan dampaknya.

Namun, apakah masukan seperti ini realistis? Mengingat invasi Rusia ke Ukraina, potensi Tirai Besi baru, dan ketegangan antara Cina dan Barat, apakah gagasan peningkatan kerja sama internasional bukan hanya angan-angan?

Baca Juga: 4 Akibat Krisis Iklim dari Energi Fosil yang Harus Kamu Tahu, Bikin Suhu Bumi Meningkat!

"Menganggap sesuatu tidak mungkin membuatnya tidak mungkin,” kata Smith.

Dia menyarankan bahwa kepentingan pribadi harus meyakinkan pemerintah bertindak.

Para pejabat tahu bahwa "degradasi lingkungan menghasilkan - dan akan menghasilkan - ketidaksamaan,” katanya.

Dan itu "hanya bisa diatasi dengan bekerja sama,” tambahnya. "Karena mereka membutuhkan keamanan, mereka perlu membalikkan kerusakan lingkungan,” kata Smith.

"Mereka bisa melakukan ini hanya dengan bekerja sama, seperti yang diakui Cina dan AS dalam pernyataan bersama mereka tentang akli iklim di COP26 November 2021 di Glasgow.”

Sebagai kekuatan ekonomi utama, Jerman dapat memainkan peran penting dalam membentuk perubahan yang diperlukan, kata Smith.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI