Dalam situasi geopolitik dunia, tambahnya, isu ketahanan pangan tentu menjadi bagian tak terpisahkan. Dalam konteks konflik Rusia dan Ukraina, dia mengingatkan komitmen dan prinsip non-blok Indonesia dalam upaya mengakhiri perang tersebut demi kemanusiaan.
"Apalagi saat ini kita juga masih bergantung dari beberapa komoditas yang berasal dari negara-negara tersebut," katanya.
Dia berharap diskusi terfokus tersebut dapat menghasilkan pendasaran ilmiah dan faktual terkait perkembangan terkini yang bersumber dari semua permasalahan yang sedang dihadapi.
"Dari sinilah nanti kami harapkan, mudah-mudahan kita dapat memetik setiap pemikiran untuk merangkum sebuah langkah strategis dan dapat menyampaikan kepada para pengambil kebijakan untuk mengambil keputusan dan memperkaya politik gagasan yang menjadi nadi perjuangan," kata dia.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bangsa Indonesia harus membangun sebuah strategi baru untuk menghadapi berbagai ancaman yang mungkin terjadi. Yang terpenting, tambahnya, Indonesia perlu terus mempertahankan dan meningkatkan produktivitas.
"Kita pertahankan dengan produktivitas yang ada sekarang dengan berbagai koreksi penting menjadi catatan. Kemudian, kita coba membangun strategi baru untuk menghadapi climate change yang ada dan memang krisis pangan yang bisa saja kita hadapi," ujarnya. (Antara)