Kala dewasa, Eli melacak jejak nenek moyangnya hingga melakukan tes DNA. Dia penasaran, karena ayah pernah bercerita nenek moyang mereka adalah perempuan keturuhan Yahudi dari Eropa Timur.
“Dari Polandia kata ayah. Saat memutuskan tinggal di Indonesia, nenek moyang saya dari pihak ayah menikah dengan salah satu kiai Cirebon.”
Ibunda Eli juga berdarah Yahudi beragama Kristen dari keturunan Yaman.
![Elisheva Dinar Prasasti Wiriaatmadja. [Suara.com/Erick Tanjung]](https://media.suara.com/pictures/original/2019/04/09/51964-kaum-yahudi-di-jakarta-7.jpg)
“Pernah dipersoalkan di keluarga sewaktu memilih Yahudi ortodoks mbak?” tanya saya penasaran.
“Tidak. Karena aku menjelaskan kepada mereka, bagaimana perjalanan spiritual hingga kembali ke Yahudi ortodoks.”
Eli baru mendapat hasil tes DNA bahwa di dalam dirinya mengalir darah Yahudi pada 2007. Selang tiga tahun, 2010, Eli mulai serius mendalami ajaran Yudaisme.
“Tahun 2014, aku baru resmi menjadi Yahudi ortodoks.”
Tak hanya Eli, sang adik juga mengikuti jejaknya, kembali memeluk ajaran Yahudi ortodoks. Mereka merasa hal itu adalah keniscayaan sejarah.
Sebab, saat riset lebih dalam, ternyata nenek buyut dari ayah dan Elisheva mempunyai tanggal lahir berbarengan.
Baca Juga: Jalan Sunyi Agama Baha'i
"Kupikir ini closing the circle. Jadi saya merasa harus kembali, untuk menutup lingkaran itu.”