Kunjungan Presiden Jokowi ke China: Simbolis dan Pragmatis

SiswantoABC Suara.Com
Rabu, 27 Juli 2022 | 16:04 WIB
Kunjungan Presiden Jokowi ke China: Simbolis dan Pragmatis
Pertemuan bilateral Presiden Jokowi dengan PM China Li Keqiang di Villa 5, Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, China, Selasa (26/7/2022). (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dukungan untuk proyek ibu kota negara baru?

Hal kedua yang bisa dilihat dari lawatan-lawatan Jokowi menurut Dr Randy adalah kebutuhan terkait ibu kota negara baru (IKN).

"Misalnya setelah Jokowi ke pertemuan G7, ke Ukraina dan Rusia, ia pulang lewat Timur Tengah, mampir [bertemu dengan pemerintah Unit Emirat Arab]. Itu yang ada di mejanya, kebutuhan uang untuk membiayai untuk IKN."

"Jadi mungkin dalam pertemuan dengan China dan Jepang, dugaan saya lebih ke urusan IKN," katanya seraya merujuk pada peran China dalam pembangunan ibu kota baru di Mesir yang sudah berlangsung sejak 2015.

"Dan nyatanya sampai saat ini, di dunia ini, yang punya ketertarikan dan setidaknya punya bukti nyata untuk berinvestasi di pembangunan proyek infrastruktur ibu kota ya China," ujarnya.

Pendekatan Indonesia ke China terkait IKN menurut Dr Randy bisa dipahami dalam konteks "balancing power" setelah di awal pembangunan IKN, Indonesia lebih banyak menggandeng negara Timur Tengah.

"Supaya Indonesia tidak terlalu bergantung kepada salah satu pihak saja yang pasti berisiko."

Alasan pragmatis ini juga dilihat oleh Dr Engel di balik kepergian Jokowi ke Jepang dan Korea usai lawatannya ke China.

Menurutnya, Jepang dan Korea Selatan adalah investor utama dan mitra pembangunan di Indonesia dan berperan penting bagi pengembangan pertahanan dan keamanan.

Selain itu, Dr Engel juga melihat alasan "simbolis" yang mencerminkan kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan menegaskan bahwa Indonesia tidak memihak negara mana pun.

Baca Juga: Presiden Jokowi Bahas Akses Pasar CPO Hingga Produk Turunan Porang dengan Pemerintah China

Hal ini terlihat saat Presiden Jokowi yang tidak hanya mengunjungi Ukraina, tapi juga mengunjungi Rusia di tengah kedua negara sedang bertikai.

Indonesia adalah salah satu mitra dagang terbesar China, dengan jumlah impor produk China dari Indonesia di semester pertama tahun 2022 melonjak 34,2 persen, terbesar setelah Rusia.

Dalam kunjungan Presiden Jokowi ke Beijing, China menyatakan komitmennya untuk mengimpor tambahan satu juta ton minyak sawit mentah dari Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI