Suara.com - Beredar curhatan seorang pelanggan PLN yang medapatkan pengalaman tidak mengenakkan dari PLN.
Keluarganya dituding melakukan pencurian listrik gara-gara tagihan listriknya dianggap tidak normal dan segel meterannya putus.
Curhatan tersebut viral di media sosial Twitter.
Kronologi Kejadian
Dalam cuitan yang diunggah oleh akun Twitter @sapphicoak pada Rabu (24/08/22), ia mengungkapkan kronologi kejadian yang menimpa keluarganya.
"Hello guys. Gue mau cerita pengalaman nggak enak gue sama PLN," ujarnya.
Kejadian tersebut bermula saat ada tiga orang petugas PLN bersama satu orang polisi mendatangi rumah keluarganya.
Mereka mengatakan bahwa tagihan listrik di rumahnya tidak normal.
Petugas PLN kemudian menanyakan mengapa sekarang tagihan listrik di rumahnya hanya Rp500 ribu per bulan.
Padahal beberapa tahun yang lalu, tagihan listrik di rumahnya bisa mencapai Rp1,8 juta per bulan.
"Dijelaskan oleh om gue bahwa dulu kakek, nenek, tante, emak gue, gue, dan 2 orang ART tinggal satu atap. Ada 2 buah AC, 3 buah kulkas, dan 2 TV yang kurang lebih akan nyala 10 jam perhari. Sedangkan sekarang, nyokap gue tinggal sama mbak ART. Gak pakai AC. Kulkas jadi cuma 1, dispenser dicabut. Tagihannya Rp500K/bulan. Ketika Covid kemarin gue pulang ke Indonesia dan gue tinggal 2 tahun di sana, dengan tagihan antara 1-1.4 juta karena gue pakai AC," terangnya.
Ia kemudian menerangkan bahwa dari pihak PLN memberikan tuduhan bahwa rumahnya melakukan pencurian listrik.
Tuduhan tersebut dilatarbelakangi karena segel meteran di rumahnya putus.
"Lalu tiba-tiba keluar tuduhan rumah gue melakukan pencurian listrik karena segelnya putus. Jadi akhirnya keluarlah tagihan yang nggak resmi ini. Bingung kan lo?" lanjutnya.
Pelanggan PLN ini mengungkapkan bahwa listrik di rumahnya dibayarkan dengan sistem pascabayar, karena rumahnya termasuk rumah lama.