Dunia Hari Ini: Warga Sydney Muak dengan Jadwal Kereta

SiswantoABC Suara.Com
Sabtu, 27 Agustus 2022 | 18:24 WIB
Dunia Hari Ini: Warga Sydney Muak dengan Jadwal Kereta
Ilustrasi warga di Australia [(ANTARA/AAP Image/Mick Tsikas via Reuters/hp]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Warga Sydney 'muak' dengan jadwal kereta

"Saya muak, jadi susah untuk saya pergi kuliah dan kerja tepat waktu," kata salah satu pengguna kereta di kota Sydney, hari ini.

Bisa Anda bayangkan jika tinggal di Sydney dan harus melihat jadwal kereta seperti ini:

... atau berada di kerumunan antrean saat menunggu kereta api seperti di video ini:

Jadwal kereta terganggu di Sydney akibat aksi yang dilakukan serikat pekerja kereta api sejak bulan Juni lalu, yang terkait masalah keamanan kereta baru.

Serikat pekerja mengatakan mereka akan berhenti melakukannya sampai Pemerintah memberi kesepakatan untuk memodifikasi armada.

"Saya tidak mau mengambil keputusan soal pemogokan lebih awal sampai seluruh masalah ini diselesaikan, sehingga kereta aman bagi penumpang, dan kemudian baru berbicara dengan anggota serikat apakah pemogokan bisa dihentikan," kata Thomas Costa, negosiator Serikat Pekerja Kereta, Bis, dan Tram.

CEO Qantas diminta mundur?

Masih dari Australia, CEO Qantas, Alan Joyce menolak usulan serikat pekerja agar ia mundur dari jabatannya menyusul kemarahan konsumen atas pembatalan dan penundaan penerbangan, koper yang hilang, serta ketidakpuasan atas kebijakan 'outsourcing'.

Hal itu ia kemukakan saat memaparkan laporan keuangan 2022, yang juga masih mengalami kerugian, meski sejak perbatasan internasional dibuka Qantas juga mencatat peningkatan pendapatan.

Alan mengatakan pendapatan Qantas meningkat 54 persen dibandingkan tahun 2021, sehingga kerugian juga menurun menjadi $860 juta dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Potongan Kerak Bumi Berusia 4 Miliar Tahun di Bawah Australia

Ia merasa optimistis Qantas akan mencapai target penghematan dana sebesar $1 miliar di tahun keuangan yang akan berakhir bulan Juni tahun depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI