Sulitnya Mencari Kerja di Australia Jika Kurang Mampu Berbahasa Inggris

SiswantoABC Suara.Com
Senin, 29 Agustus 2022 | 18:36 WIB
Sulitnya Mencari Kerja di Australia Jika Kurang Mampu Berbahasa Inggris
Ilustrasi kerja. (PIxabay/lukasbieri)

Suara.com - Dani Al Kateb masih muda, kuat dan ingin bekerja. Namun sejak tiba dari Irak di tahun 2020, ia belum pernah mendapat pekerjaan yang pasti di Australia.

Ia tinggal di Warwick Farm, Sydney Barat Daya dengan tingkat pengangguran 7,3 persen, dua kali lipat dari tingkat pengangguran nasional, yakni 3,5 persen menurut data Biro Statistik Australia bulan Juni 2022.

Dani yang berusia 23 tahun pernah bekerja sebagai pembersih ruang bedah di Irak.

Ia mengatakan jika seandainya ada tambahan kursus bahasa Inggris di Australia, maka akan membantunya untuk melamar dan mendapatkan pekerjaan.

"Saya harus mendapatkan pekerjaan untuk membantu keluarga saya, adik dan kakak. Bila saya saya memiliki pekerjaan, saya bisa membantu membayar sewa dan belanja kebutuhan pokok," katanya.

Data terbaru dari ABS menunjukkan sedikitnya warga di Australia yang sedang mencari pekerjaan membuat ada banyak lowongan pekerjaan saat ini.

Pemerintah di Canberra sedang mengkaji berapa jumlah tenaga kerja terampil dari luar negeri yang dibutuhkan Australia setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja.

Masalah ini akan didiskusikan dalam Pertemuan Tingkat Tinggi soal Pekerjaan dan Keterampilan di Canberra bulan September.

Namun laporan yang mengatakan jumlah migran baru yang dibutuhkan bisa meningkat sebanyak 25 persen, yakni dari 160 ribu menjadi 200 ribu orang setiap tahun, sudah mendapatkan banyak kritikan.

Walikota Fairfield, Frank Carbone mengatakan Pemerintah Federal saat ini harus memfokuskan diri pada peningkatan keterampilan tenaga kerja yang sudah ada di dalam negeri saat ini.

Baca Juga: Kemnaker Kembangkan Kolaborasi untuk Kurangi Pengangguran dan Serap Angkatan Kerja

"Lowongan kerja paling banyak adalah di bidang hospitality [kerja di restoran, pub, bar] dan bisa dilakukan dengan pelatihan dalam beberapa pekan saja," katanya.

"Lebih mudah melatih seseorang yang sudah punya rumah di sini, sudah punya keluarga di sini, yang mengerti budaya dan bisa bahasa Inggris, dibandingkan migran yang datang untuk bekerja membuat kopi namun tidak bisa bahasa Inggris."

Fairfield yang terletak sekitar 30 km dari kota Sydney adalah salah satu kawasan yang memiliki banyak keberagaman budaya di Australia. Sebanyak 61 persen warganya lahir di luar negeri menurut sensus terbaru.

Frank mengatakan kebanyakan migran baru biasanya hanya berakhir di kawasan pedalaman.

"Mengizinkan lebih banyak migran baru mungkin bagus bagi pemerintah federal, namun tidak bagus bagi komunitas yang sudah ada yang harus menanggung beban, seperti sewa yang lebih tinggi, kemacetan yang lebih parah, dan juga biaya hidup yang lebih tinggi," katanya.

Pusat Sumber Daya Migran Western Sydney yang terletak di kawasan Liverpool, tidak jauh dari Fairfield terlibat dalam usaha membantu migran yang baru datang.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI