Sebagian Pengungsi dari Afghanistan Meninggalkan Jepang karena Merasa Ada Tekanan

Siswanto Suara.Com
Kamis, 15 September 2022 | 14:09 WIB
Sebagian Pengungsi dari Afghanistan Meninggalkan Jepang karena Merasa Ada Tekanan
Juru bicara pengungsi Afghanistan Yahya Zamili menyampaikan sejumlah tuntutan di Kantor IOM/UNHCR, di Jalan Peralatan, Kilometer 7, Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (23/3/2022). (suara.com/Rico Barino)

Namun, Divisi Kedua Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Jepang telah membantah mendorong pengungsi kembali ke Afghanistan.

"Kami telah mendukung mereka selama setahun, tetapi kami tidak dapat terus membayar orang-orang yang tidak terlibat dalam pekerjaan kedutaan," kata seorang pejabat divisi kementerian itu.

Pihak kementerian juga mengatakan kembalinya sejumlah warga Afghanistan ke negaranya itu karena alasan pribadi.

Namun, salah satu pengungsi menjawab bahwa mereka terus ditekan oleh kementerian untuk pulang ke Afghanistan. Para pengungsi pun mengatakan bahwa mereka benar-benar tidak ingin pulang.

Enam warga Afghanistan tetap berada di Jepang tetapi belum mengajukan status pengungsi.

Sementara 98 pengungsi Afghanistan yang memilih tetap di Jepang telah pindah ke luar Tokyo dan dijadwalkan untuk mengikuti kelas bahasa Jepang selama enam bulan mulai Oktober, dengan dukungan dari Yayasan Kesejahteraan dan Pendidikan Rakyat Asia.

Pengungkapan terbaru tentang nasib pengungsi Afghanistan itu muncul pada saat Jepang telah menarik perhatian dunia karena menerima lebih dari 1.800 pengungsi dari Ukraina.

Sumber: Kyodo-OANA/Antara

Baca Juga: Pengungsi Afghanistan: "Kalau Saya Bertahan, Saya Pasti Sudah Mati"

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI