Suara.com - Perang sindiran antara Partai Demokrat dan PDI Perjuangan terjadi pasca digelarnya Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat, pekan lalu di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta.
Saling adu sindiran dan argumen tersebut dipicu dari pidato Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau akrab dipanggil SBY, dalam Rapimnas Partai Demokrat tersebut.
Dalam pidato itu, SBY menyinggung mengenai potensi kecurangan dalam Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Hal itu kemudian ditanggapi oleh Sekretaris Jenderal PDI PErjuangan Hasto Kritiyanto.
Tanggapan Hasto tersebut kemudian direspon lagi oleh Partai Demkorat hingga merembet ke banyak isu, diantaranya kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Seperti apa saling adu sindiran dan argumen antara Partai Demokrat dan PDI Perjuangan? Berikut ulasannya.
Potensi Kecurangan Pilpres 2024
Dalam pidatonya pada Rapimnas Partai Demokrat lalu, SBY menyatakan kalau ia mendapatkan informasi mengenai kecurangan pada Pemiliu 2024. Karena itulah SBY menyatakan akan turun hunung menghadapi kecurangan tersebut.
Menurut Presiden ke-6 Republik Indonesia itu, dalam pemilihan presiden nanti akan diatur sedemikian rupa agar hanya ada dua pasangan calon.
Dan menurut dia, sebagai partai oposisi, peluang Partai Demokrat untuk mengajukan pasangan capres dan cawapres sendiri akan ditutup.
“Jahat bukan, menginjak-injak hak rakyat bukan. Pikiran seperti itu bathil, itu bukan hak mereka, Pemilu adalah hak rakyat, hak untuk memilih dan dipilih, yang berdaulat juga rakyat,” ujar SBY dalam pidatonya.