Serangan-Serangan Kubu SBY Jelang Pilpres 2024, Sasar Jokowi dan PDIP?

Farah Nabilla Suara.Com
Jum'at, 23 September 2022 | 13:47 WIB
Serangan-Serangan Kubu SBY Jelang Pilpres 2024, Sasar Jokowi dan PDIP?
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). [bidik layar/suara/com]

"Gaji PNS, gaji TNI dan Polri juga naik 9 kali lipat, total 112 persen di zaman Pak SBY. Sekarang malah BBM yang naik. Terimakasih Pak SBY AHY Pemimpin Berprestasi," cuit Annisa pada Minggu (18/9/2022). 

Namun, cuitan Annisa Pohan itu justru menuai kritik warganet. Mulai dari mempertanyakan kebenaran klaim kenaikan gaji PNS di era SBY hingga prestasi AHY sebagai pemimpin.

Sindir Jokowi Tidak Bisa Jadi Presiden G20

Pernyataan pengamat politik Boni Hargens yang mengklaim Indonesia seperti berlari di tempat selama 10 tahun diperintah SBY dikomplain oleh politikus Partai Demokrat, Jansen Sitindaon. Ia menilai pemerintahan SBY menunjukkan peningkatan yang nyata, khususnya dari segi nilai APBN.

"Karena itulah kemarin saya bilang, kalau bergerak di tempat, nggak mungkin lah Indonesia masuk G20 yang sekarang difestivalisasi oleh Pak Jokowi. Memang bisa Pak Jokowi menjadi Presiden G20 (kalau tidak ada landasan dari era SBY)?" sambung Jansen.

"2004 ketika Pak SBY pemerintahan dari Ibu Mega, APBN kita itu cuma Rp 400 triliun," tutur Jansen. 

"Di 2014, ketika Pak SBY turun, APBN kita sudah hampir Rp 2.000 triliun, Rp 1.800 sekian lah, artinya naik 4,5 sampai 5 kali lipat," lanjutnya.

Jansen kemudian menantang Jokowi membuktikan pemerintahannya tak berjalan di tempat dengan memastikan Indonesia diwarisi APBN hingga beberapa kali lipat seperti yang dilakukan SBY di akhir periode.

"Kalau Pak SBY memberikan APBN kepada Pak Jokowi Rp 1.900 triliun, saya katakan kemarin 4 kali lipat, kalau nanti 2024 Pak Jokowi turun APBN bisa Rp 6.000 triliun, saya cium kaki Pak Jokowi!" tegas Jansen.

Baca Juga: Meski Sudah Final Usung Airlangga Capres, Golkar Masih Terbuka Koalisi dengan Gerindra yang Jagokan Prabowo

Sebut PDIP Playing Victim

Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, angkat bicara menanggapi sindiran Politisi PDIP Aria Bima yang menyebut SBY playing victim demi pencitraan soal pernyataannya yang menyebut potensi kecurangan Pilpres 2024 diatur hanya dua pasangan calon.

Herzaky menyindir balik Aria, bahwa menurutnya yang kerap melalukan playing victim adalah kader-kader partai yang diketuai Megawati Soekarnoputri. Ia menyinggung aksi menangis PDIP kala memprotes harga kenaikan harga BBM era SBY.

"Yang suka playing victim itu mungkin teman-teman Aria Bima yang pakai adegan menangis seakan-akan korban dan dizalimi ketika BBM dinaikkan di era Pemerintahan Bapak SBY, padahal harga minyak dunia tinggi sekali, mencapai 120 bahkan 150 USD per barel," kata Herzaky kepada wartawan, Selasa (20/9/2022).

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI