Polisi yang berdiri di depan seksi 13 bahkan menembakkan gas air mata ke lapangan dan naik ke tribun, mendorong ribuan penonton untuk mengungsi dari tempat duduk mereka. Ini berdasarkan video yang beredar.
Kemacetan pun terjadi di pintu keluar. Pintu keluar juga sangat sempit hanya cukup dilewati satu atau dua orang sekaligus.
8. Tragedi Kanjuruhan akibat dari tindakan polisi dan manajemen stadion yang Buruk
Clifford Stot, seorang Profesor dari Universitas Keele Inggris mempelajari kepolisian yang bertugas menjaga penggemar olahraga. Ia mengatakan tragedi di Kanjuruhan itu akibat dari tindakan polisi serta manajemen stadion yang buruk.
Ia dan pakar pengendalian massa serta pembela hak sipil mengatakan penggunaan gas air mata oleh polisi tidak proporsional. Clifford menyatakan menembakkan gas air maa ke tribun saat gerbang terkunci kemungkinan besar akan memakan korban jiwa, dan itulah yang terjadi.
9. Suporter turun mendekati pemain Arema
Pertandingan yang usai pukul 21.39 WIB itu dimenangkan oleh Persebaya. Saat pemain Arema mulai pergi dari lapangan, para suporter melompati pembatas untuk mendekati mereka.
10. Pukul 21.45 ratusan penonton di lapangan dipukul mundur aparat
Dua menit setelah pemain keluar lapangan, petugas lapangan mendorong mundur massa yang di lapangan. Mereka membubarkan para penggemar. Ketegangan pun dimulai.
Baca Juga: Bendera Setengah Tiang Hanya untuk Pejabat yang Meninggal Bukan untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Petugas mendorong mereka ke tribun 11, 12, dan 13. Mereka juga menendang, memukul dengan tongkat dan perisai. Beberapa penonton terjatuh saat mencoba memanjat agar besi untuk kembali ke tribun.