Tak Merasa Disindir, NasDem: Kami Tak Sembrono Tentukan Capres, Presiden Jokowi Paham Tradisi Kami

Minggu, 23 Oktober 2022 | 13:47 WIB
Tak Merasa Disindir, NasDem: Kami Tak Sembrono Tentukan Capres, Presiden Jokowi Paham Tradisi Kami
Tak Merasa Disindir, NasDem: Kami Tak Sembrono Tentukan Capres, Presiden Jokowi Paham Tradisi Kami. [Twitter/@golkar.indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Sebagai partai koalisi pemerintah, kalau ada apapun, koordinasi dan tentu saja harus sesuai dengan selera pemerintah calonnya. Kalaupun ini pesannya ke Golkar dan KIB, jangan sampai seperti NasDem, jangan sampai mengusung capres dan cawapres yang memiliki kepentingan dan suasana hati yang berbeda dengan pemerintah," sambungnya.

Adi menyampaikan ini untuk menepis klarifikasi Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin yang turut menanggapi pernyataan bersayap Jokowi tersebut.

Adi kemudian mengemukakan alternatif pesan tersirat lain yang disampaikan Jokowi di pidatonya. "Ini tanda-tanda alam. Ketika Jokowi berbicara tentang jangan deklarasi capres dan cawapres sembrono, pasti yang ditodong pasti Ketua Umum NasDem Surya Paloh," jelas Adi.

"Padahal di situ banyak ketua umum partai. Ini kan menegaskan bahwa, di level media, di level publik, seakan-akan pernyataan presiden ini the one and only buat NasDem deklarasi Anies Baswedan, tidak lebih dari sekadar itu. Kalau yang lain kan intonasinya guyon," imbuhnya.

Walau begitu, Adi memastikan Jokowi sebenarnya tidak mengkritik pemilihan bacapres oleh NasDem. Hanya saja Jokowi mengimbau kepada Partai Golkar, yang notabene salah satu koalisi terbesar di pemerintahannya, agar jangan sampai salah melakukan manuver politik.

Di kesempatan yang sama, Adi menilai Jokowi menyampaikan pesan tersebut untuk mempertahankan kecenderungan "orang-orang Jokowi" lah yang bertanding di Pemilihan Presiden 2024.

"Di 2024 ini kan ada kecenderungan bahwa siapapun yang bertanding adalah 'All Jokowi's Men' atau 'All President's Men'. Mereka yang bertanding bisa dijamin adalah inner circle pemerintah. Siapapun yang menang itu bisa melanjutkan semua proyek-proyek besar yang dilakukan oleh Pak Jokowi," terang Adi.

"Tapi beda ceritanya bila Anies yang bertanding dan menang. Belum tentu proyek besar dan legacy yang ditinggalkan oleh Jokowi bisa dilaksanakan secara tuntas dan maksimal. Kekhawatiran itu yang terlihat," lanjutnya.

Selain Anies, nama yang digadang-gadang menjadi penerus Jokowi pasca purnatugas pada 2024 mendatang memang masih dalam satu kubu yang sama. Misalnya Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Puan Maharani, Airlangga Hartarto, atau bahkan Erick Thohir.

Baca Juga: Ragam Tanggapan Gestur Jokowi 'Ogah' Peluk Surya Paloh, Berbuah Klarifikasi

Alasan yang sama pula yang membuat Anies merebut hati para oposisi pemerintah hingga belakangan mendorong terbentuknya poros koalisi NasDem dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) serta Partai Demokrat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI