Sepanjang 2000 hingga 2005, Johan Budi berkecimpung di Tempo. Selain itu Johan juga jadi editor untuk kolom politik di Majalah Tempo dari 2000 hingga 2001. Kemudian pada 2002 hingga 2003, Johan menjadi Kepala Biro Tempo untuk Jakarta dan Luar Negeri.
Pada 2003 hingga 2004, Johan menjadi editor kolom nasional Majalah Tempo dan menjadi editor kolom investigasi di Majalah Tempo pada 2004 hingga 2005. Selanjutnya pada 2004 hingga 2005, Johan menjadi dosen di Fakultas Komunikasi Massa Universitas Indonusa Esa Unggul.
Hingga akhirnya pada 2006, Johan tak lagi berkarier sebagai wartawan. Ia didapuk sebagai Juru Bicara KPK sejak saat itu hingga 2014. Kemudian Johan menjadi Deputi Pencegahan KPK pada 2014 hingga 2015, sebelum akhirnya menjadi Plt. Pimpinan KPK pada 2016.
Setelahnya Johan meninggalkan KPK dan menjadi Staf Khusus Presiden, utamanya sebagai Juru Bicara Kepresidenan pada 2016 hingga 2019. Ia lalu masuk ke dunia politik dan ikut pesta Pemilihan Legislatif pada 2019. Dikarenakan jadi DPR, Johan mengundurkan diri jadi Staf Khusus Presiden.
Kata PDIP Soal Johan Budi Dicopot Dari Pimpinan BURT DPR
DPP PDIP memang memberikan sanksi peringatan keras ke Dewan Kolonel yang dibentuk sejumlah anggota DPR Fraksi PDIP ini. Namun tak diketahui pasti apakah semua yang terlibat di Dewan Kolonel mendapat peringatan tersebut, termasuk Johan Budi atau tidak. Sebagai informasi, Johan Budi merupakan inisiator dalam struktur Dewan Kolonel.
Ketika dihubungi terkait pergeseran tersebut, Johan Budi membantah adanya kaitan dengan Dewan Kolonel. Ia mengatakan pihaknya diminta membantu di Baleg DPR. Hal itu turut dibenarkan oleh Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto yang mengatakan pergantian posisi adalah rotasi biasa.
Utut bahkan menilai tidak ada yang aneh dari rotasi itu. Terlebih kata Uut, pergantian posisi selalu ada di awal sidang.
Uut juga mengatakan pergantian Wakil Ketua BURT Johan Budi itu karena Johan Budi ingin memberikan sumbangsih di Baleg. "Beliau ingin lebih memberikan sumbangsih pemikiran di Baleg," katanya.
Baca Juga: Puan Maharani: Persoalan Sudah Selesai, Dewan Kolonel Hanya Dinamika di Internal Partai
Kontributor : Trias Rohmadoni