"Hasil pemeriksaan yang dilakukan, keterangan yang diberikan itu ada bahasa atau kata-kata dari seseorang sekuriti atau perawat rumah sakit itu bahwa 'Samanya kita sekuriti, samalah kita sekuriti'," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi.
Perkataan itu membuat Bripda Tito emosi karena diangap sebagai sebuah penghinaan. Ia langsung mengadukan hal tersebut kepada rekan polisi seangkatannya melalui grup WhatsApp.
Lalu Bripka Tito dan 7 orang temannya mendatangi RS Bandung untuk mencari satpam yang yang telah menyebutnya sebagai sekuriti.
Penyerangan terjadi dua kali
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, penyerangan terhadap pegawai RS Bandung terjadi dengan dua gelombang.
Pertama, peristiwa penyerangan terjadi pukul 05.00 WIB, di mana Tito dan sejumlah rekannya mendatangi RS Bandung.
Namun ketika itu, mereka hanya bertemu dengan Wanda, salah satu rekan Ayu yang ikut menjemputnya di hotel. Tanpa kompromi, Bripda Tito dan kawan-kawannya langsung menganiaya Wanda hingga babak belur.
Penyerangan kedua terjadi setelah segerombolan rekan Bripda Tito menyusul ke RS Bandung. Namun penyerangan kedua ini berhasil digagalkan setelah sejumlah warga melerainya.
Atas peristiwa ini, Polda Sumut berjanji akan menindak tegas Bripda Tito dan kawan-kawannya, baikdari segi etik maupun pidana.
"Kemudian dari peristiwa ini kita sudah melakukan tindakan tegas terhadap oknum-oknum tersebut," pungkasnya.