Elite Politik Jangan Nekat Realisasikan Presiden Tiga Periode, Analis: Nasib Jokowi Jadi Taruhannya

Jum'at, 09 Desember 2022 | 15:30 WIB
Elite Politik Jangan Nekat Realisasikan Presiden Tiga Periode, Analis: Nasib Jokowi Jadi Taruhannya
Presiden Joko Widodo saat membuka Bahaupm Bide Bahana Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) di Rumah Adat Radakng, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (29/11/2022). (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden).

Suara.com - Founder sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Resarch and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mewanti-wanti para elite politik agar tidak terlena untuk terus menggaungkan masa jabatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi 3 periode.

Sebab, alih-alih isu tersebut lancar, justru Pangi memprediksi kondisi akan terjadi sebaliknya.

Kenekatan para elite untuk merealisasikan isu 3 periode maupun penambahan masa jabatan presiden malah akan menjadi bumerang bagi Jokowi. Nasib Jokowi diperkirakan tidak akan baik lantaran akan dikenang sebagai mantan presiden yang bukan negarawan.

"Saya ingatkan semua pejabat dan relawan, cukong, yang masih punya energi tiga periode, perpanjangan masa jabatan, kalau tetap nekat, Presiden Jokowi berada di ujung tanduk, bukan seorang negarawan, agenda protokol oligarki akan di buldozer kekuatan pergerakan rakyat, melawan kalian," kata Pangi dihubungi, Jumat (9/12/2022).

Dalam kesempatan yang sama, Pangi menyoroti sikap Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet dan Ketua DPD AA Lanyalla Mahmud Mattalitti. Hal tersebut disampaikannya lantaran dua tokoh itu yang menghembuskan isu penambahan masa jabatan Jokowi hingga penundaan Pemilu 2024.

Menurut Pangi, kedua orang tersebut berpotensi menjadi pengkhianat apabila mereka nekat melaksanakan kehendak 3 periode Jokowi.

"Mereka sebagai ketua DPD dan MPR menyalahgunakan potensinya untuk melanggengkan kekuasaan tanpa batas, yang jelas selama ini clear dibatasi konstitusi, makan apa mereka dari presiden Jokowi, sampai ngotot gitu amat melanggengkan kekuasaan tanpa batas," kata Pangi.

Sebelumnya, Pangi tidak terkejut apabila isu tiga periode maupun penambahan masa jabatan untuk Presiden Jokowi kembali dinyanyikan para elite politik.

Terbaru isu tersebut disinggung Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet. Tetapi Pangi juga menyoroti langkah serupa yang sebelumnya disuarakan Ketua DPD AA Lanyalla Mahmud Mattalitti.

Baca Juga: Gerakan Relawan Jokowi Dicurigai Punya Agenda Dukung Presiden Tiga Periode? Politikus PDIP: Konstitusi Membatasi!

Pangi membaca arah dari isu tersebut memang untung melanggengkan kekuasaan Jokowi sebagai orang nomor satu di Indonesia. Jokowi yang seharusnya mengakhiri jabatannya pada 2024, terkesan dipaksa untuk terus melanjutkan kepemimpinannya.

Alasannya yang akan dipakai, kata Pangi ialah tidak ada calon presiden yang melampaui Jokowi. Dengan kata lain, tidak ada tokoh yang dirasa mampu menjadi suksesor bagi mantan gubernur DKI Jakarta itu.

"Ini sudah saya perkirakan dan ramalkan, mereka punya judul lagu lama dan kaset usang karena nggak ada yang memenuhi kriteria sehebat Jokowi, maka untuk kelanjutan legacy agar tercapai Indonesia emas 2045 maka bagi mereka yang lain nggak akan ada seperti Jokowi," ujarnya.

Pangi mengatakan bahwa publik memang mengakui, Jokowi merupakan pemimpin yang rajin turun menyapa langsung masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Jokowi juga merupakan tipe pemimpin yang tidak betah berada terus di balik meja dan ruang dingin dengan AC.

Tetapi, ditegaskan Pangi, semua hal tersebut tidak serta merta menjadi dalih, bahkan dasar untuk terus mempertahankan Jokowi sebagai Presiden RI. Apalagi dengan cara-cara inkonstitusional lewat perpanjangan masa jabatan yang mana konstitusi telah memberi batasan hanya dua periode.

"Di mana logika anda dengan dalil di atas kemudian punya kesimpulan yang merusak karena nggak ada capres yang punya kriteria seperti Pak Jokowi, maka Pak Jokowi harus ditambah masa jabatannya, tiga periode dan seterusnya, ini logika gagal paham, sesat berpikir," kata Pangi.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI