Profil Franz Magnis Suseno, Guru Besar STF Driyarkara Jadi Saksi Ahli di Sidang Bharada E

Senin, 26 Desember 2022 | 12:00 WIB
Profil Franz Magnis Suseno, Guru Besar STF Driyarkara Jadi Saksi Ahli di Sidang Bharada E
Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara, Franz Magnis Suseno dalam webinar bertajuk Pancasila: Tandingan Agama atau Etika Kebangsaan?, Sabtu (19/6/2021). [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Diutus ke Indonesia dan mengajar filsafat moral

Franz Magnis kemudian 'hijrah' ke Indonesia pada tahun 1961.

Ia banyak belajar bahasa Indonesia dan bahasa Jawa di Girisonta.

Saat melanjutkan pembelajaran rohani di Indonesia, ia juga berkesempatan untuk menjadi pengurus asrama dan guru agama di Kolese Kanisius di Jakarta pada tahun 1962.

Menariknya, Franz Magnis Suseno resmi ditahbiskan sebagai seorang Imam Gereja Katolik oleh seorang rohaniawan Indonesia.

Sosok yang memberikan tahbisan imam kepada Franz Magnis Suseno tak lain adalah  Kardinal Justinus Darmojuwono pada 1967.

Usai resmi menyandang tanggung jawab sebagai seorang imam Gereja Katolik, Franz Magnis ditugaskan untuk ikut membangun Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara pada 1968.

Ia turut memberikan banyak pembelajaran terkait dengan filsafat moral.

Pemikiran Franz Magnis sangat populer di kalangan akademisi di Indonesia, terutama terkait gagasan moral baik dan buruk tindakan manusia.

Baca Juga: Romo Magnis Suseno Sebut Perintah Ferdy Sambo Tembak Yosua ke Bharada E Sangat Sulit Ditolak

Berkat pemikirannya yang terkemuka, Franz Magnis dianugerahi penghargaan Das große Verdienstkreuz des Verdienstordens dari Republik Federasi Jerman di tahun 2001.

Ia juga menerima penghargaan Bintang Mahaputera Utama oleh Presiden Jokowi pada 2015.

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI