Suara.com - Wacana reshuffle atau perombakan kabinet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin mencuat dalam beberapa waktu terakhir. Kemunculan wacana tersebut seperti membuka tabir panas dinginnya hubungan antara PDI Perjuangan dan Partai Nasdem.
Sejak wacana reshuffle tersebut menguat, konfrontasi kedua partai tersebut seakan semakin terbuka. Padahal, keduanya adalah sama-sama partai pendukung pemerintah dan pernah bekerja sama pada Pilpres 2014 dan 2019 lalu untuk mengantarkan Joko Widodo ke kursi RI 1.
Kini PDI Perjuangan secara blak-blakan meminta dua menteri dari Nasdem yang menjabat di kabinet Jokowi untuk diganti. Hal itu menyusul sinyal-sinyal reshuffle yang diberikan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
Diduga, sikap keras PDI Perjuangan pada Nasdem tak terlepas dari manuver politik partai besutan Surya Paloh itu jelang Pilpres 2024, dimana partai tersebut telah terang-terangan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presidennya.
PDIP dorong menteri Nasdem mundur
Dorongan agar menteri Nasdem mundur dari kabinet disampaikan oleh Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat beberapa waktu lalu.
Dua menteri yang disoroti Djarot adalah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
"Satu kinerjanya, dua termasuk partainya. Kalau memang gentle betul sudah seperti itu, akan lebih baik untuk menteri-menterinya lebih baik mengundurkan diri," kata Djarot di kantor pusat DPP PDIP, Selasa (3/1/2023).
Menurut Djarot, Syahrul Yasin Limpo telah gagal memenuhi keinginan Presiden Jokowi yakni berdaulat secara pangan. Pasalnya Yasin Limpo pernah megambil langkah impor beras hingga 500 ribu ton.
Baca Juga: Memanas! Desakan Reshuffle Pada Jokowi Saat PDIP Dan NasDem Saling Serang
Food estate yang menjadi tanggung jawab Kementerian pertanian juga tak luput dari kritik Djarot. Menurut dia, dalam program tersebut, sebagian budidaya tanaman berskala besar telah gagal.