Jejak 'Duit Hantu' Rp 50 Miliar, Anies Klarifikasi Soal Utang Ke Sandiaga Di Pilkada DKI

Bangun Santoso Suara.Com
Minggu, 12 Februari 2023 | 10:01 WIB
Jejak 'Duit Hantu' Rp 50 Miliar, Anies Klarifikasi Soal Utang Ke Sandiaga Di Pilkada DKI
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Teka-teki soal duit Rp 50 miliar yang disebut-sebut sebagai utang Anies Baswedan ke Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017 bak hantu karena belum jelas uang itu dari mana asalnya. Hal ini diungkap oleh Anies Baswedan sendiri.

Eks Gubernur DKI Jakarta yang kini jadi bakal capres 2024 Partai NasDem itu menyebut, bahwa uang itu bukan berasal dari Sandiaga Uno. Lantas uang itu punya siapa?

Mulanya, soal utang Rp 50 miliar itu diungkap oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa dalam kanal YouTube Akbar Faizal Unsecsored.

Ucapan Erwin aksa lantas banyak disitat media-media hingga menuai banyak respons dari para politikus. Hingga akhirnya, Anies pun ikut angkat bicara dan memberikan klarifikasi.

Lewat kanal YouTube @ Merry Riana, Anies mengakui bahwa uang puluhan miliar itu memang untuk modal kampanye Pilkada DKI 2017 saat dirinya maju bersama Sandiaga Uno.

Namun, Anies menegaskan bahwa uang itu bukan milik dari Sandiaga. Tapi, uang itu adalah milik pihak ketiga yang akan dinyatakan lunas jika paket Anies-Sandiaga bisa memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Jadi bukan uang Pak Sandi, ada pihak ketiga yang mendukung," ungkap Anies Baswedan.

Jika bukan uang milik Sandiaga Uno, muncul pertanyaan siapa pihak ketiga yang dimaksud Anies Baswedan. Spekulasi beredar, gelontoran dana itu kemungkinan besar adalah duit milik Jusuf Kalla alias JK.

Menurut Anies, pada masa kampanye Pilkada DKI, banyak sekali penyumbang, ada yang diketahuinya dan tidak diketahuinya. Termasuk, penyumbang memberikan langsung kepada relawan.

Baca Juga: Soal Surat Pernyataan Pengakuan Anies Terkait Utang Piutang Saat Pilkada DKI Jakarta, Begini Respons Erwin Aksa

"Kemudian, sebenarnya bukan pinjaman, tetapi dukungan, yang pemberi dukungan ini meminta dicatat sebagai utang," ucap Anies.

Anies menjelaskan, penyumbang itu memberi dukungan sebuah kampanye untuk perubahan dan kebaikan. Jika ia berhasil memenangkan pilkada bersama Sandiaga Uno, maka itu dicatat sebagai dukungan, bila kita tidak berhasil dalam pilkada, maka itu menjadi utang yang harus dikembalikan.

"Jadi itu dukungan, siapa penjaminnya? Yang menjamin Pak Sandi, jadi uangnya bukan dari Pak Sandi, itu ada pihak ketiga yang mendukung," jelas Anies.

Anies juga mengakui, ada surat pernyataan dirinya terkait utang tersebut.

"Saya yang bertanda tangan dan dalam surat itu saya sampaikan apabila pilkada kalah, maka saya dan Pak Sandiaga Uno berjanji mengembalikan. Apabila kami menang pilkada, maka ini dinyatakan sebagai bukan utang. Makanya ketika pilkada selesai, menang selesai," imbuh Anies.

Pegiat media sosial, Helmi Felis, menilai Anies Baswedan difitnah habis-habisan soal utang biaya kampanye putaran kedua Pilkada DKI 2017.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI