"Cucu saya tujuh, lima perempuan, dua laki. Alhamdulillah mungkin akhir tahun ini, awal mula tahun ini, lima jadi sarjana. Sudah gitu tinggi-tinggi, keren-keren," ujar Megawati.
"Jadi sekarang aku bilang (kepada cucu-cucunya), 'kalau ada yang naksir, enggak usah kelenger dulu ya. Dijejer-jejer aja, liatin dulu supaya tanding, jangan cari yang pendek ya'," lanjutnya.
Megawati juga berharap cucu-cucunya yang perempuan, bisa mendapat pasangan yang memiliki tinggi badan minimal 180 cm dan berwajah ganteng. Menurut pandangannya dari ilmu genetika, laki-laki yang berada di bawah standar itu, dapat merusak keturunan.
"Saya bilang dari sisi ilmu genetika, itu merusak banget. Aduh enggak. Hayo ketawa loh. Wah iya loh. Pokoknya saya ceplas ceplos. Loh, iya dong, maunya 180 (cm). Saya ngomongin dong ke cucu saya, yang keren, ganteng," kata Megawati.
5. Sering Marahi Kepala BRIN
Megawati juga bercerita, ia yang berperan sebagai Ketua Dewan Pengarah, sering memarahi Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksamana Tri Handoko.
"Ada Pak Handoko, BRIN, tiap hari mungkin lama-lama dia botak karena saya marah melulu sama dia. Karena baru setengah tahun," ujar Mega.
BRIN disebutnya dibentuk agar teknologi Indonesia tidak kalah saing dengan negara lain. Untuk itu, Megawati meminta senjata bagi aparat hukum diproduksi sendiri, jangan terlalu sering impor.
"Untuk apa? Situ perlu senjata? Hubungi diaspora, jangan impor aja, jangan beli ke luar negeri aja. Kok saya tahu? Saya pernah nih, pernah panglima tertinggi loh, saya aja bisa beli pesawat, cewek loh," ucapnya.
Baca Juga: Pakai Seragam Angkatan saat Foto Pra-Wedding Bersama Kekasih, Pria Ini Ternyata TNI AU Gadungan
6. Ungkap Pengalaman Politiknya
Megawati dalam seminar itu pun membicarakan pengalaman politiknya, yakni kerap menjabat sebagai anggota DPR hingga menjadi presiden kelima. Ia juga meminta orang-orang tidak menganggapnya sombong.
"Saya pernah (menjadi anggota) DPR RI tiga kali, wakil presiden. Ini media jangan bilang saya menyombongkan diri, karena benar terjadi, lalu presiden," ujar Megawati.
Selain itu, Megawati pun menyinggung jabatannya di PDIP yang hingga kini masih ia pimpin. Ia juga mengatakan bahwa setelah pensiun menjadi presiden, Jokowi yang merupakan kepala negara baru memilihnya sebagai dewan pengarah BPIP sampai BRIN.
"Kemudian ketua umum partai, nanti kalau bilang terbesar, ngamuk. Sekarang sudah mau 30 tahun (jadi) ketua umum. Orang bilang, itu sudah enggak benar, saya diam saja, orang anggota yang milih," kata Megawati.
"Setelah saya pensiun, Jokowi jadi presiden. Saya diberi tugas dewan pengarah BPIP kemudian BRIN," lanjutnya.