5 Fakta Seputar Demam Keong di Sulsel, Simak Gejala dan Cara Mengatasinya

Rabu, 22 Februari 2023 | 14:07 WIB
5 Fakta Seputar Demam Keong di Sulsel, Simak Gejala dan Cara Mengatasinya
Ilutrasi Keong (Pexel/Laura reed)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Demam keong mulai mewabah di Sulawesi Tengah, tepatnya di Poso dan Kabupaten Sigi. Penyakit tropis terabaikan ini memang baru ditemukan di Sulsel dan kini menjadi perhatian pemerintah.

Hal tersebut diungkap oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu pada Selasa (21/2/2023). Kemenkes pun berharap agar demam keong bisa hilang pada tahun 2030 mendatang.

Simak penjelasan tentang fakta seputar demam keong, termasuk gejala dan mengatasinya berikut ini.

Apa itu demam keong?

Penyebab demam keong atau schistosomiasis adalah cacing parasit yang disebarkan oleh siput air tawar. Penyakit ini dapat menyerang jika ada cacing schistosomiasis menembus kulit ketika pasien melakukan kontak dengan air yang sudah terkontaminasi. Kontaminasi itu nantinya menyebar ke organ tubuh khususnya hati lewat pembuluh darah.

Di dalam tubuh, larva berkembang menjadi cacing dewasa dan pasien schistosomiasis bisa mencemari sumber air tawar dengan feses atau urine yang mengandung telur parasit.

Keong sendiri diketahui membawa parasit hidup di air tawar seperti sungai, danau, waduk atau kolam. Mandi dengan air langsung dari danau atau sungai yang tidak tersaring bisa menyebabkan kalian terinfeksi penyakit demam keong.

Tertularnya penyakit demam keong juga dapat disebabkan oleh bersentuhan dengan air yang tercemar seperti saat berenang hingga bermain air. Namun cacing penyebab demam keong itu tak ditemukan di laut atau kolam renang yang mengandung klorin.

Gejala demam keong

Baca Juga: Banyak Belum Tahu, Andi Sudirman Sebut 14 Bahasa Daerah Sulawesi Selatan di Forum UNESCO

Demam keong bisa menjadi berbahaya jika tidak ditangani dengan benar. Gejala-gejala yang terjadi pada pengidap demam keong terbagi dalam beberapa stadium, seperti yang diungkap oleh Peneliti Global Health Security Griffith University Australia Dicky Budiman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI