“Host contract sebagai negara dan host city contract yang sudah ditandatangani, kita (seharusnya telah) menjamin keamanan salah satunya. Tentu ini yang menjadi pertimbangan FIFA,” jelas Erick.
FIFA menilai bahwa Indonesia belum siap dalam segi keamanan untuk mewadahi Piala Dunia U-20 2023.
“Kalau secara fasilitas, FIFA sudah bicara sebelumnya belum siap atas bantuan pemerintah pusat kita mempersiapkan itu sehingga bisa qualified,” lanjutnya.
Ada intervensi pemerintah
FIFA juga mengkhawatirkan banyaknya intervensi pemerintah dalam perhelatan ini sehingga menjadi salah satu pertimbangan untuk mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah.
"Tentu dengan segala keberatan yang sudah disampaikan tentu FIFA melihat ini sebuah intervensi. Banyak sekali FIFA menghukum kalau ada intervensi government," sesal sang Menteri BUMN.

Indonesia perlu berbenah
Erick juga menyebut FIFA masih melihat Indonesia perlu berbenah melalui transformasi besar-besaran.
"Kalau di surat, saya pengertiannya di situ FIFA bicara transformasi lagi," kata Erick.
Baca Juga: FIFA Diam Seribu Bahasa Soal Aksi Brutal Israel di Laga Sepak Bola Palestina, Standar Ganda?
FIFA memeriksa kondisi sarana dan prasarana
Erick mengungkap bahwa FIFA juga melakukan pengecekan terhadap sarana dan prasarana guna mendukung ajang bergengsi ini.
"Kenapa juga FIFA mengecek lapangan yang enam dipakai ini sesuai dengan standar atau tidak juga karena itu. Jadi, memang security (pengamanan) dan safety (keamanan) menjadi penting. Kita sebagai host country juga security dan safety menjadi penting," kata Erick.
Erick berusaha agar Indonesia tak disanksi
Terkait dengan sanksi, Erick kini tengah berusaha agar Indonesia tak disanksi berkat polemik yang terjadi.
Jikalau ada sanksi, maka Erick berharap sanksi yang diberikan tak begitu berat.