Dilema Pedagang Baju Bekas Impor di Lorong Sempit Pasar Senen

Kamis, 13 April 2023 | 11:36 WIB
Dilema Pedagang Baju Bekas Impor di Lorong Sempit Pasar Senen
Ilustrasi pakian bekas impor. (Suara.com/Ema Rohimah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menanti Solusi Pemerintah

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mendatangi Pasar Senen untuk berdialog dengan pedagang pakaian impor bekas pada Kamis, 30 Maret lalu. Pada pertemuan itu, Zulhas mengatakan bahwa pedagang boleh melanjutkan usahanya hingga stok pakaian bekas habis.

“Silakan dagang sampai habis. Oleh karena itu, kami meminta karena ini sedang dalam pembicaraan dengan penegak hukum di mana pun berada kami kejar pelaku penyelundupannya, itu dulu yang pertama,” ucap Zulhas.

Protes pedagang Pasar Senen terhadap larangan pemerintah yang melarang impor pakaian bekas, Rabu (22/3/2023). (Suara.com/Dea)
Protes pedagang Pasar Senen terhadap larangan pemerintah yang melarang impor pakaian bekas, Rabu (22/3/2023). (Suara.com/Dea)

Menanggapi itu, Rifai mengaku bingung dengan permintaan pemerintah agar para penjual menghabiskan sisa stok barang dagangan. Pasalnya, tidak ada kejelasan mengenai rencana lanjutan pemerintah jika pakaian bekas impor para pedagang sudah habis.

“Saya akan sampaikan ke para pedagang semua bagaimana karena kalau dibilang barang mau habis, ya betul juga sih barangnya bakal habis dan enggak ada yang masuk lagi. Nah, nanti apa yang mau dijual kami belum tahu,” ujarnya.

Menkop UKM Teten sempat mengajak pedagang pakaian bekas impor untuk alih usaha menjual produk-produk lokal. Namun, Rifai menilai itu bukan hal yang mudah. Terlebih, penjualan produk lokal dengan pakaian bekas impor memiliki pangsa pasar masing-masing sesuai selera konsumen.

“Kalau alih usaha kayanya nggak segampang itu juga, karena kalau dibilang jual baju lokal yang bagaimana? Masuk barangnya dari mana? Pembayarannya bagaimana? Harganya bagaimana? Kan kami enggak tahu juga,” ucap Rifai.

Setidaknya ada sekitar 1.500 pedagang di 807 kios yang bergantung hidup dari pakaian bekas impor di Pasar Senen tersebut. Mereka bingung, bagaimana kelangsungan usahanya setelah stok barang habis. Rifai mengaku masih menunggu solusi dari pemerintah yang belum jelas hingga saat ini.

“Makanya kami sendiri sebetulnya bingung, mau ditutup tapi solusinya sampai sekarang belum jelas. Anggaplah barang-baran ini habis sampai lebaran, terus setelah itu bagaimana? Sampai sekarang belum ada pembicaraan lanjutan mengenai usaha baju impor bekas ini, belum ada,” tutur Rifai.

Baca Juga: Polisi Ungkap Kasus Pembunuhan Pedagang Bubur di Boyolali, Pelaku Ternyata Keponakan Korban

Pemusnahan pakaian bekas impor dengan cara dibakar di tempat penimbunan pebaean (TPP) Bea Cukai, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (28/3). (Suara.com / Danan arya)
Pemusnahan pakaian bekas impor dengan cara dibakar di tempat penimbunan pebaean (TPP) Bea Cukai, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (28/3). (Suara.com / Danan arya)

Menurut dia, para pedagang saat ini kebingungan dengan rencana masa depan mereka. Sebab, mayoritas dari mereka telah bertahun-tahun menggantungkan hidup dari penjualan pakaian bekas impor. Oleh karena itu, mereka hanya akan menunggu kebijakan pemerintah selanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI