Apa Bedanya Puasa Tarwiyah dan Arafah? Ini Sejarah, Keutamaan, Waktu Pelaksanaan, Niat

Sabtu, 20 Mei 2023 | 15:26 WIB
Apa Bedanya Puasa Tarwiyah dan Arafah? Ini Sejarah, Keutamaan, Waktu Pelaksanaan, Niat
Ilustrasi Puasa - Apa Bedanya Puasa Tarwiyah dan Arafah? Ini Sejarah, Keutamaan, Waktu Pelaksanaan, Niat (pixabay)

Suara.com - Puasa Tarwiyah dan puasa Arafah merupakan puasa sunnah, dilaksanakan sebelum merayakan hari raya Idul Adha. Kedua puasa ini dikerjakan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Apa bedanya puasa Tarwiyah dan puasa Arafah? Mana yang harus dikerjakan lebih dulu?

Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah memiliki keutamaan yang rugi apabila umat Islam tidak melaksanakannya. Diriwayatkan oleh Imam Dailami, menyebutkan bahwa "Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun".

Salah satu hadis syahih yang membicarakan tentang pelaksanaan puasa Arafah diriwayatkan oleh Qatadah RA. Katanya, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa:

"Puasa hari Arafah menghapus kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada tahun lalu dan tahun yang akan datang."

Oleh karenanya, dianjurkan kepada yang mampu untuk menjalankan ibadah puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.

Sejarah Puasa Tarwiyah dan Arafah

Momen puasa Tarwiyah dan Arafah menjadi momen penting karena berhubungan dengan sejarah kenabian Muhammad SAW dan secara khusus berkaitan dengan hari raya Idul Adha atau dikenal juga dengan hari raya Ibadah Haji. 

Kaitan puasa Tarwiyah dengan ibadah haji dan hari raya Idul adha adalah pada hari Tarwiyah, seluruh umat yang beribadah haji akan melakukan perenungan. Mereka menempuh perjalanan jauh ke Mekah. Dalam perjalanan itu, mereka akan hening dan dalam keheningan, mereka akan merenung. 

Selain itu, sejarah penamaan hari Tarwiyah berhubungan pula dengan kisah para Nabi. Dikutip dari Islam.nu.or.id, sejarah penamaan Tarwiyah berhubungan dengan kisah nabi-nabi sebagai berikut:

Baca Juga: 3 Niat Puasa Idul Adha 2023: Waktu Pelaksanaan hingga Hukum Mengerjakannya

1. Nabi Adam 

Nabi Adam ‘alaihissalâm diperintah untuk membangun sebuah rumah, maka ketika ia membangun, ia berpikir dan berkata, ‘Tuhanku, sesungguhnya setiap orang yang bekerja akan mendapatkan upah, maka apa upah yang akan saya dapatkan dari pekerjaan ini?’

Allah subhânahu wata’âlâ menjawab: ‘Ketika engkau melakukan thawaf di tempat ini, maka aku akan mengampuni dosa-dosamu pada putaran pertama tahwafmu.’ Nabi Adam ‘alaihissalâm memohon, ‘Tambahlah (upah)ku’. Allah menjawab: ‘Saya akan memberikan ampunan untuk keturunanmu apabila melakukan tahwaf di sini’.

Nabi Adam ‘alaihissalâm memohon, ‘Tambahlah (upah)ku’. Allah menjawab: ‘Saya akan mengampuni (dosa) setiap orang yang memohon ampunan saat melaksanakan thawaf dari keturunanmu yang mengesakan (Allah).’

2. Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim ‘alaihissalâm bermimpi ketika sedang tidur pada malam Tarwiyah, seakan hendak menyembelih anaknya, maka ketika waktu pagi datang, ia berpikir apakah mimpi itu dari Allah subhânahu wata’âlâ atau dari setan?

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI