Jejak Penyadapan Software Israel di Indonesia Menyasar Oposisi

Tim Liputan Khusus Suara.Com
Selasa, 13 Juni 2023 | 12:18 WIB
Jejak Penyadapan Software Israel di Indonesia Menyasar Oposisi
Ilustrasi alat mata-mata Israel di Indonesia. [Suara.com/Emma]

"Jadi pihak ketiga lah yang menyediakan informasi target," ungkapnya.

Cara kedua, penyadapan dengan metode taktikal. Dalam menjalankan tindakan, perangkat ini hanya membutuhkan sebuah koper yang berisikan perangkat sadap-terhubung dengan sinyal radio dan BTS. Selain koper, perangkat ini juga bisa diletakkan di mobil yang memiliki antena penyadapan.

Selama proses penyadapan, membutuhkan network atau serverkey. Dalam praktik ini yang dibutuhkan adalah transmisi di udara, sehingga tidak butuh nomor telepon. Di Indonesia, menurut sumber IndonesiaLeaks, ada Utimaco dan Atis yang berasal dari Jerman.

Cara ketiga, dengan menggunakan serangan berbasis malware. Menurut sumber IndonesiaLeaks, cara ini menarget orang dengan kategori highprofile. Alat ini biasanya diproduksi oleh NSO Group hingga Hacking Team.

Menurut sumber IndonesiaLeaks, lembaga yang memiliki dan mampu mendatangkan alat malware base adalah Badan Intelejen Negara (BIN), Badan Siber Sandi Negara (BSSN), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pembelian alat itu tidak dapat dilakukan secara individu maupun swasta kecuali oleh negara.

"Yang bisa nyadap kayak begini itu cuma negara. Sebab modalnya dan harganya mahal sekali," ujar sumber tersebut.

Tim kemudian mencoba mengirimkan surat permohonan wawancara kepada KPK, BIN, dan BSSN. Namun hingga liputan ini tayang. KPK dan BIN tak memberikan keterangan.

Sementara itu, Kepala BSSN Hinsa Siburian meminta supaya IndonesiaLeaks menghubungi juru bicara BSSN, Ariandi Putra untuk mengatur waktu wawancara.

Tim telah menghubungi Ariandi sekaligus mengirimkan daftar pertanyaan, namun tak mendapat jawaban.

Baca Juga: Melacak Jejak Bawah Tangan Pegasus 'Senjata Pembungkam Massa' di Indonesia

"Dalam waktu dekat waktunya belum memungkinkan untuk dilaksanakan. Nanti Saya coba lihat kemungkinan waktunya," ujar Ariandi 6 Maret 2023.

Infografis Pegasus. [Suara.com/Rochmat]
Infografis Pegasus. [Suara.com/Rochmat]

Lima tahun lalu desas-desus masuknya Pegasus, piranti spyware yang dikembangkan perusahaan teknologi asal Israel, NSO Group sudah didengar Damar Juniarto.

Direktur Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFENet) itu mendapat cerita keberadaan Pegasus di Indonesia dari pejabat pemerintah. Sang pejabat mengungkapkan kepada Damar, ada bekas wakil menteri yang membeli pegasus.

"Pejabat itu melihat alat itu didemonstrasikan dan bekerja," ujarnya.

Keberadaan Pegasus di Indonesia semakin meyakinkan Damar, jika teror siber yang muncul saat terjadinya aksi kontrapemerintah, ada andil spyware buatan Israel itu.

Salah satunya pada aksi penolakan revisi UU KPK di tahun 2019. Kala itu, akun media sosial hingga ponsel aktivis, jurnalis dan akademisi dilaporkan mengalami peretasan secara serentak.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI