Balada Mary Jane, Korban Perdagangan Orang yang Divonis Pidana Mati

Senin, 26 Juni 2023 | 09:14 WIB
Balada Mary Jane, Korban Perdagangan Orang yang Divonis Pidana Mati
Mary Jane saat ditemui di LPP Kelas II Yogyakarta. [Kontributor / Julianto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Ketika saya mendengar bahwa saya berkesempatan untuk mengunjungi ibu saya lagi, saya sangat senang karena bisa memeluk dan menciumnya. Terima kasih kepada banyak pihak yang membantu kami mewujudkan pertemuan ini. Saat masuk ke Lapas, saya sangat bersemangat melihat Ibu saya di sana. Dia memeluk kami dan meminta kami untuk tidak menangis,” tutur Daniel.

Saat menceritakan pengalamannya bertemu dengan putrinya, Caesar Veloso tak mampu membendung air matanya. Dia mengenang kala memeluk Mary Jane dan menangis. Putrinya itu memintanya untuk tidak bersedih. Namun, Caesar justru makin merasa sedih ketika melihat anaknya yang kurang sehat saat ini.

“Saya meminta dia untuk menjaga diri dan melakukan pemeriksaan kesehatan karena ada banyak orang yang mendukungnya,” kata Caesar.

Sejak Mary Jane di penjara, Celia dan Caesar harus bekerja ekstra untuk memenuhi kebutuhan hidup dua cucunya. Keduanya mejadi pekerja di ladang serta mengumpulkan botol dan plastik bekas untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Celia mengatakan kehidupannya sangat sulit. Terlebih, tidak ada Mary Jane yang bisa membantu mereka menghidupi Daniel dan Darren.

Keadaan itu diperparah dengan kondisi Celia dan Caesar yang makin menua. Keduanya kini mengalami masalah-masalah kesehatan sehingga tidak mampu lagi bekerja. Kehidupan mereka saat ini hanya mengandalkan kakak-kakak Mary Jane yang juga menjadi pekerja migran.

“Kami harap Mary Jane bisa segera pulang agar bisa mengurus anak-anaknya. Saya dan suami saya sudah sakit-sakitan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Saya khawatir saat saya dan suami saya meninggal dunia, tidak ada yang mengurus cucu-cucu saya,” ucap Celia.

Kehadiran keluarga Mary Jane bukan sekadar untuk melepas rindu. Tetapi juga memperjuangkan kebebasannya karena dia menjadi korban perdagangan manusia. Hingga saat ini, peradilan kasus perdagangan manusia yang menjadikan Maria Cristina sebagai terdakwa masih berlangsung di Filipina. Namun, Mary Jane yang menjadi saksi kunci dalam perkara tersebut belum bisa memberikan keterangan di muka pengadilan.

Padahal, jika terbukti Mary Jane sebagai korban perdagangan manusia, dia terbebas dari jeratan hukuman mati. Keluarga Mary Jane berharap Presiden Joko Widodo memberikan grasi atau setidaknya memberikan kesempatan kepada Mary Jane untuk menyampaikan kesaksiannya dalam pengadilan di Filipina.

Cinta di Balik Jeruji

Baca Juga: Skandal Penjualan Manusia: Biduan Ponorogo Terlibat dalam Modus Pengiriman TKI ke Australia

Mark Daniel menuturkan bahwa Ibunya hidup dengan baik di balik jeruji. Mary Jane diketahui pandai memainkan piano dan gitar. Selain itu, Mary Jane juga kerap menghabiskan waktunya dengan membatik dan merajut. Pada kunjungannya kali ini, Daniel berkesempatan untuk melihat karya-karya yang dibuat sang Ibu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI